7 Tanda Karakter Kurang Berkembang

Pernahkah Anda merasa bahwa novel Anda mungkin kekurangan sesuatu? Apakah Anda pernah merasakan ada kekosongan dalam cerita? Mungkin Anda telah mencoba untuk memoles plot atau membangun dunia yang baru, namun semuanya masih terasa ada yang kurang.

Pembaca dengan cepat memaafkan hal-hal seperti alur yang dapat diprediksi, atau gaya bercerita yang mungkin kurang mereka sukai, tetapi hanya jika Anda dapat memperbaiki satu hal: karakter.

Karakter yang Membosankan

Jika ada satu hal yang tidak dapat ditoleransi oleh pembaca adalah karakter yang membosankan dan tidak bernyawa. Bahkan jika Anda telah menciptakan sebuah karya yang bagus, atau plot yang keren, pembaca belum tentu bertahan jika karakter Anda tidak memiliki kepribadian. Anda tidak ingin membiarkan karakter kosong menyelinap masuk ke dalam cerita Anda, karena itu sekarang kita akan membahas 7 tanda karakter yang kurang berkembang agar dapat memperbaikinya jika itu terjadi dalam cerita Anda

Tanda pertama: dialog datar

Saat Anda melihat dialog datar, inilah yang harus dilakukan: Periksa motif, perspektif, dan sikap karakter Anda. Mungkinkah lubang-lubang karakterisasi, motivasi, latar berkontribusi pada datarnya dialog mereka? Motivasi yang disalahpahami atau tidak otentik, mungkin? Kurangnya pemahaman akan perspektif dan kepekaan mereka? Dialog yang segar dan cepat datang dari karakter yang lengkap, berkembang dengan baik, jadi jangan biarkan lubang-lubang dalam karakter Anda tidak dilengkapi.

Tanda kedua: terlalu melodramatis

Ketika Anda melihat karakter yang bertindak terlalu melodramatis, itu mungkin merupakan gejala kurang berkembangnya karakter. Tentu saja pengecualian datang jika Anda memang ingin menciptakan karakter yang seperti itu. Seringkali kita sebagai penulis menulis dialog-dialog melodramatis tanpa tujuan atau tanpa maksud yang tepat. Kembalilah lagi ke pertanyaan, seberapa baik Anda benar-benar memahami karakter tersebut? Apakah tindakan dan emosi mereka dilebih-lebihkan karena Anda telah berusaha mengisi kekosongan dalam kepribadian mereka?

Tanda ketiga: kurangnya emosi

Sebaliknya, salah satu indikator terbesar bahwa karakter Anda kurang berkembang adalah ketika mereka kehilangan emosi sepenuhnya. Manusia adalah makhluk emosional. Kita semua merasakan emosi dalam beberapa hal atau lainnya, terlepas dari berapa banyaknya kita mengeluarkannya secara terbuka.

Banyak penulis tidak yakin bagaimana mengomunikasikan emosi pada halaman sehingga mereka meninggalkannya sama sekali. Hal ini dapat membuat karakter terasa seperti robot. Mempelajari cara menulis emosi tanpa terjebak menjadi terlalu melodramatis sangatlah penting untuk memberi karakter Anda kedalaman.

Tanda keempat: memperpanjang monolog dalam batin

Monolog dalam batin sangat diperlukan dalam cerita. Ini membuat pembaca masuk ke dalam kepala karakter. Tetapi jika itu ditulis berparagraf-paragraf justru akan bertele-tele. Jenis monolog ini juga cenderung terasa datar, dan dapat beresiko menyimpang ke ranah melodrama. Jika Anda harus menulis monolog panjang untuk mencari tahu apa yang terjadi di dalam kepala karakter Anda, Anda mungkin harus membuat karakter Anda berkembang.

Tanda kelima: kurangnya karakteristik

Yang ini sederhana. Jika karakter Anda tidak berperilaku seperti orang dalam dunia nyata dan menunjukkan karakteristik yang sesuai dengan ciri yang mengikuti mereka, mereka akan membosankan dan kosong.

Tanda keenam: kurangnya keinginan atau rasa takut

Pernahkah Anda membaca sebuah cerita di mana tokoh-tokohnya merasa seolah-olah hanya melayang melalui situasi apa pun tanpa motivasi, dorongan, atau ketakutan? Orang yang nyata memiliki keinginan. Mereka memiliki motif untuk semua yang mereka lakukan.

Orang sungguhan juga memiliki ketakutan — bahkan orang yang jarang “takut”. Berikan karakter Anda sesuatu yang diinginkan dan sesuatu yang tidak diinginkan. Setiap orang memiliki faktor-faktor ini yang saling bertentangan di dalamnya. Hal inilah yang mendorong karakter Anda untuk melakukan apa yang mereka lakukan.

Tanda ketujuh: tidak ada kehidupan di luar plot

Karakter yang ada hanya untuk melayani plot kurang berkesan. Karakter yang berhasil adalah karakter yang setelah buku Anda ditutup, para pembaca dapat berpikir tentang mereka bahkan di luar kehidupan di dalam plot. Karakter yang berkembang mempunyai efek yang lebih besar pada dunia mereka. Tanyakan kepada diri Anda sendiri, apa yang akan karakter tersebut lakukan jika cerita ini tidak pernah terjadi? Jika jawabannya bukan apa-apa, Anda perlu melakukan beberapa pengembangan lebih dalam.

Terkadang kita akan melihat tanda-tanda ini pada draft pertama tulisan kita, jangan panik dan khawatir, itu tidak apa-apa. Memang bukan hal yang mudah untuk menulis karakter yang berkembang sepenuhnya dalam sekali jalan saja. Jadi jika Anda sedang menyusun novel Anda, buatlah catatan jika tanda-tanda ini muncul dan galilah lebih dalam mengenai karakter Anda.

7 thoughts on “7 Tanda Karakter Kurang Berkembang

  1. on point sekali ini, mbak Ellen, terutama untuk tanda ketujuh. Beberapa kali pernah membuat karakter yang rasanya flat sekali, ternyata waktu dicek background dan kehidupan mereka di luar plot kurang menarik.

    Liked by 1 person

    • Terima kasih Mas Ilham, pengembangan karakter dalam cerita memang cukup menantang tapi kalau bisa ngelewatin, rasanya puas memiliki karakter yang nggak setengah-setengah. 🙂

      Like

    • Maksudnya melodramatis di sini adalah karakter yang terlalu berlebihan dari sisi emosional. Mengekspresikan diri atau bereaksi terhadap suatu situasi secara ekstrim. Misalnya karakter ini merasakan kesedihan tapi kesedihannya sengaja dibuat secara berlebihan, atau marah tapi ekspresi dan reaksi marahnya berlebihan padahal karakter tersebut tidak mempunyai masalah kemarahan atau tidak mempunyai mental illness. Dalam hal ini karakterisasi setiap karakter harus dibuat sesuai dengan fungsi karakter dalam cerita sehingga sikap melodramatis dapat dihindari.

      Semoga membantu ya 🙂

      Liked by 1 person

Leave a reply to ellenconny Cancel reply