Setting sering dianggap hanya sebagai latar belakang sebuah cerita. Sesuatu yang ada hanya untuk memperjelas karakter agar tidak mengambang tanpa tujuan. Namun setting lebih dari sekedar latar belakang. Apa yang bisa disumbangkan oleh sebuah setting ke dalam narasi cerita? Hampir semua yang bisa dilakukan karakter, termasuk menyampaikan nada, emosi, atau ide.
Jika kamu ingin melatih bagaimana membuat setting yang lebih detail dan menaikkan bobot cerita, berikut latihan yang bisa kamu lakukan:

1. Identifikasi tempat yang paling kamu benci dalam hidupmu. Tulis adegan yang terjadi di tempat tersebut dari sudut pandang seseorang yang menyukainya.
2. Mulailah dengan sebuah ide “keluarkan aku dari tempat ini.” Kemudian, kembangkanlah tempat ini. Dengan mengembangkannya kamu pasti akan memiliki karakter, konflik, dan sudut pandang yang berbeda.
3. Cobalah membuat sebuah tempat fantasi. Bisa seluruh kota atau skala yang lebih kecil misalnya di dalam sebuah sekolah.
4. Gambarlah peta atau blueprint sebuah dunia. Bagaimana karakter bisa menavigasi dunia ini. Di mana peristiwa penting terjadi? Di mana konflik terjadi?
5. Perhatikan detail-detailnya. Bahkan momen terkecil pun dapat membantu kamu memvisualisasikan dunia dengan lebih jelas. Tampilkan lanskap seperti gunung, sungai, danau dan jalan-jalan. Tandai kota dan catat juga wilayah dan distrik-distriknya. Sesuaikan nuansa setting ceritamu. Jika cerita ini mengenai dunia sihir, tunjukkan fitur yang berkaitan dengan ini misalnya benteng penyihir, hutan keramat, dsb.
6. Fokus pada detail yang mudah diingat, dan masukkan pengalaman sensorik karakter. Pembaca ingin tahu seperti apa danau dengan airnya yang ajaib, apa yang membuatnya berbeda dari danau-danau lainnya. Kamu ingin memberi tahu pembaca seperti apa suara gemericik airnya, baunya, dan atmosfer di sana. Seperti apa pun jenis dunia yang kamu ciptakan, teknik ini dapat membuat tulisanmu lebih jelas.