Berlatih Menulis Setting Novel dengan 6 Hal Ini

Setting sering dianggap hanya sebagai latar belakang sebuah cerita. Sesuatu yang ada hanya untuk memperjelas karakter agar tidak mengambang tanpa tujuan. Namun setting lebih dari sekedar latar belakang. Apa yang bisa disumbangkan oleh sebuah setting ke dalam narasi cerita? Hampir semua yang bisa dilakukan karakter, termasuk menyampaikan nada, emosi, atau ide.

Jika kamu ingin melatih bagaimana membuat setting yang lebih detail dan menaikkan bobot cerita, berikut latihan yang bisa kamu lakukan:

1. Identifikasi tempat yang paling kamu benci dalam hidupmu. Tulis adegan yang terjadi di tempat tersebut dari sudut pandang seseorang yang menyukainya.

2. Mulailah dengan sebuah ide “keluarkan aku dari tempat ini.” Kemudian, kembangkanlah tempat ini. Dengan mengembangkannya kamu pasti akan memiliki karakter, konflik, dan sudut pandang yang berbeda.

3. Cobalah membuat sebuah tempat fantasi. Bisa seluruh kota atau skala yang lebih kecil misalnya di dalam sebuah sekolah.

4. Gambarlah peta atau blueprint sebuah dunia. Bagaimana karakter bisa menavigasi dunia ini. Di mana peristiwa penting terjadi? Di mana konflik terjadi?

5. Perhatikan detail-detailnya. Bahkan momen terkecil pun dapat membantu kamu memvisualisasikan dunia dengan lebih jelas. Tampilkan lanskap seperti gunung, sungai, danau dan jalan-jalan. Tandai kota dan catat juga wilayah dan distrik-distriknya. Sesuaikan nuansa setting ceritamu. Jika cerita ini mengenai dunia sihir, tunjukkan fitur yang berkaitan dengan ini misalnya benteng penyihir, hutan keramat, dsb.

6. Fokus pada detail yang mudah diingat, dan masukkan pengalaman sensorik karakter. Pembaca ingin tahu seperti apa danau dengan airnya yang ajaib, apa yang membuatnya berbeda dari danau-danau lainnya. Kamu ingin memberi tahu pembaca seperti apa suara gemericik airnya, baunya, dan atmosfer di sana. Seperti apa pun jenis dunia yang kamu ciptakan, teknik ini dapat membuat tulisanmu lebih jelas.

7 Detail Penting untuk Disertakan dalam Setting Cerita

Setting adalah lokasi fisik dan waktu dari sebuah cerita. Kita semua melakukan sesuatu di suatu tempat. Setting dalam cerita mencakup lingkungan, zaman, atau momen yang dilalui cerita. Sebagai tulang punggung cerita, penulis seringkali harus memperkenalkan setting utama di awal cerita. Pembaca ingin merasa nyaman dengan tempat yang akan kamu gunakan.

Dalam postingan ini saya akan membahas 7 detail penting untuk disertakan dalam setting:

1. Tempat

Di mana cerita itu terjadi? Bisa berupa planet, negara, kota, hutan, kapal, pesawat ruang angkasa, atau satu ruangan di sebuah rumah. Pastikan pembaca membumi di ruang atau dunia ini.

2. Era

Kapan ceritamu terjadi? Selama era pra kolonial? Era reformasi? Atau era orde lama? Lakukan riset di mana pun era yang Anda pilih.

3. Budaya

Bagaimana hukum, adat-istiadat sosial (kebiasaan penting dari suatu masyarakat atau komunitas), politik, olahraga, praktik keagamaan, pendidikan, perang, dan teknologi di sana?

4. Geografi

Bagaimana geografis setting ceritamu. Apakah itu di pegunungan, pesisir atau perbukitan. Karakter dipengaruhi oleh setting, tempat kita tumbuh bagaimana pun juga akan membentuk diri kita.

5. Waktu

Waktu bisa berarti satu jam, satu hari, satu musim, satu tahun, atau bertahun-tahun dan seumur hidup. Buatlah garis waktu untuk membantumu memuat cerita.

6. Cuaca

Hujan, badai, kabut, salju, sinar matahari – semuanya ini akan memengaruhi ceritamu. Gunakan detail cuaca untuk memengaruhi suasana cerita dan mood karakter, dan memberikan petunjuk pada apa yang terjadi kemudian (foreshadowing)

7. Hal-hal lain

Ini termasuk hewan peliharaan, landmark, barang-barang—apa pun yang dapat disentuh, didengar, dirasakan, dicium oleh karakter dalam cerita.