Memperkenalkan protagonis Anda kepada pembaca perlu keterampilan tersendiri. Jika Anda memberi tahu pembaca terlalu banyak dalam waktu singkat, Anda akan membuat mereka bosan, tetapi jika Anda memberi tahu terlalu sedikit, Anda akan membingungkan pembaca.
Semua jenis informasi tentang karakter utama Anda akan muncul. Mungkin dia tinggal di gedung apartemen yang mewah atau ayahnya adalah politikus yang terkenal. Hal-hal ini akan masuk di bab pertama Anda. Dan itu tidak masalah.
Namun perlu Anda tahu bahwa pada akhirnya Anda akan memotong sebagian besar informasi atau memindahkannya ke bagian lain di cerita Anda saat Anda mengeditnya. Apalagi jika Anda menulis untuk diterbitkan. Untuk itu, saat mengedit Anda perlu mengingat hal-hal ini supaya karakter utama Anda terealisasi dengan baik. Berikut adalah beberapa tindakan yang bisa Anda lakukan dan jangan Anda lakukan dalam membantu proses editing novel Anda nantinya.
1. Jangan memulai dengan pembukaan-pembukaan klise, seperti: mengemudi sendirian di dalam mobil, bangun dan bersiap-siap untuk hari itu, melihat ke cermin, adegan bangun dari mimpi. Ciptakan adegan yang jauh dari klise saat memperkenalkan karakter Anda, supaya pembaca Anda juga tidak bosan.
2. Lakukan. Tuliskan protagonis dalam sebuah adegan dengan karakter lain. Tunjukkan bagaimana dia berinteraksi dengan dunia. Tapi jangan juga terlalu banyak agar pembaca Anda tidak kewalahan.
3. Jangan memberikan banyak deskripsi fisik. Deskripsi fisik penting agar pembaca Anda dapat membayangkan protagonis Anda. Tapi jika Anda sudah meletakkan seluruh deskripsi wajah, sebaiknya, jangan lagi memaparkan deskripsi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Biarkan imajinasi pembaca mengisi kekosongan deskripsi yang tidak Anda tulis.
4. Lakukan. Memberi pembaca beberapa penanda fisik yang tidak biasa yang menunjukkan kepribadian. Seperti kumis Hercule Poirot. Kumisnya unik, dan mengesankan. Tetapi jika semua yang Anda tuliskan adalah mereka memiliki rambut hitam lurus—Anda hanya memberi tahu pembaca bahwa mereka sama dengan karakter utama dari novel-novel lainnya.
5. Jangan memulai dengan dialog. Pada awal-awal menulis saya melakukan hal ini. Menulis dialog sebelum memberikan konteks apa pun kepada pembacanya. Meskipun kata-kata yang kita rangkai bisa memberikan ketegangan, tetapi membuat pembaca Anda masuk ke dalam cerita tanpa konteks apa pun, tidak akan menimbulkan efek tegang atau efek apa pun yang ingin Anda raih.
6. Lakukan. Meletakkan karakter utama di tempat dan waktu sekarang juga. Jika karakter utama Anda berpikir atau berbicara dengan seseorang — di mana dia? Bukan deskripsi panjang tentang pemandangan atau cuaca yang datar, tetapi berikan pembaca Anda beberapa detail sensorik dan beri tahu mereka di planet apa, di tempat seperti apa cerita Anda sedang bergerak.