10 Ide Adegan Romantis untuk Novel atau Cerita

Apa yang harus ada dalam cerita atau kisah romantis? Tentu saja adegan di mana pembaca dapat mengatakan bahwa karakter utamanya benar-benar jatuh cinta. Beberapa adegan cinta paling ikonik dalam film adalah “I’m flying” dari Titanic ketika Jack dan Rose berada di haluan kapal dengan latar matahari terbenam atau ciuman di tengah hujan di film The Notebook. Adegan-adegan ini melekat pada penonton atau pembaca, yang jelas untuk waktu yang sangat lama.

I’m Flying –Titanic

Rain – The Notebook

Setting tentu saja bisa menjadi salah satu inspirasi yang bagus untuk adegan romantis. Namun untuk menjadikan adegan romantis ikonik kita membutuhkan lebih dari itu. Tapi itu akan menjadi postingan di lain waktu. Karena kali ini saya akan memberikan beberapa ide adegan romantis untuk membangkitkan imajinasimu. Saya berharap dengan membaca ide-ide ini, kamu bisa menulis lebih banyak lagi adegan romantis:

1. Kedua karakter sendirian di tempat yang selalu ramai di mana salah satu dari mereka memiliki akses pribadi: misalnya galeri seni di malam hari.

2. Kedua karakter bermain game dengan taruhan yang romantis seperti kencan pertama.

3. Kedua karakter melakukan piknik di alam yang indah misalnya: di belakang air terjun, rumah peristirahatan di tepi danau, dll.

4. Kedua karakter memiliki hobi yang berbeda. Sang wanita telah memperkenalkan hobinya kepada sang hero, sekarang giliran sang pria yang memperkenalkan hobinya pada heroine.

5. Salah satu dari kedua karakter utama muncul secara dramatis setelah yang lain mengira dia telah pergi untuk selamanya.

6. Salah satu dari mereka mengajak yang lain bertamasya dengan perahu, pesawat pribadi, atau balon udara.

7. Salah satu karakter membela yang lain dari komentar kejam atau dari serangan yang jahat.

8. Kedua karakter harus berbohong atau berpura-pura tentang sesuatu bersama-sama

9. Salah satu dari karakter mengungkapkan rahasia besarnya kepada yang lain. Lalu yang lain juga menyingkapkan rahasianya (sebagai bentuk dari cinta sejati mereka berdua).

10. Salah satu karakter berjalan di pantai ketika yang lain berlari menghampirinya. Atau sesederhana mereka berjalan bersama di pantai.

Cara Menulis Flashback yang Efektif

Apa Itu Flashback?

Meskipun sebagian besar cerita berkembang secara kronologis, tapi ada kalanya sebagai penulis kamu perlu menyisipkan insiden masa lalu dari protagonis demi tercapainya tujuan cerita.

Haruskah Kita Menggunakan Flashback?

Sebuah flashback akan menyela alur cerita yang sedang berlangsung. Namun, saya tidak pernah ragu untuk menggunakan flashback jika itu sangat diperlukan. Apabila ditulis dengan baik dan di saat yang tepat, flashback tidak akan mengganggu jalan cerita.

Tujuan Flashback

  • Memengaruhi peristiwa yang terjadi kemudian
  • Memperdalam cerita
  • Mengungkapkan karakter

Sebuah flashback bisa diceritakan dalam bentuk refleksi, memori, mimpi atau dialog. Flashback mematahkan kronologi narasi yang normal karena umumnya melibatkan pergeseran waktu dan tempat. Dibutuhkan transisi yang tepat agar pengalaman membaca menjadi lancar.

Kapan Menggunakan Flashback

Gunakan flashback jika itu menambah dinamika ceritamu. Namun, jika kamu masih bisa menceritakan adegan dalam pertukaran dialog atau intipan dari sebuah entri jurnal atau buku harian, maka lakukanlah ini dibandingkan membuat flashback.

Cara Menulis Flashback yang Efektif

Sebuah flashback pada dasarnya adalah memori. Berikut adalah cara yang efektif dalam menuliskan flashback.

1. Sesuatu harus memicunya. Flashback dipicu oleh sesuatu. Sebagian besar ingatan kita dipicu oleh tempat, objek, percakapan, atau melalui indera kita. Gunakan salah satu dari ini untuk mengirim pembaca kembali ke masa lalu.

2. Di mana cerita saat ini? Arahkan pembaca ke dalam ruang dan waktu pada awal flashback. Transisi yang digunakan harus jelas. Contoh: Sepuluh tahun lalu….; Ketika Ibuku masih remaja…dll.

3. Tuliskan dengan pendek dan tajam. Ketika kamu memiliki memori, itu tidak terjadi secara terus-menerus dan dalam waktu yang lama. Biasanya berlangsung beberapa detik. Semakin lama flashback, semakin lama waktu yang dibutuhkan pembaca untuk kembali ke cerita utama.

4. Pastikan cerita membutuhkannya. Membuat flashback harus juga memajukan cerita. Memori atau kenangan dalam flashback memiliki peran penting untuk memotivasi karakter atau bisa membawa pembaca menuju suatu titik dalam cerita.

5. Tunjukkan hasil. Flashback dalam cerita harus memiliki konsekuensi. Jika kita mengingat sesuatu yang traumatis atau menantang, itu akan memengaruhi kita di masa sekarang. Reaksi terhadap ingatan tersebut harus sesuai dengan tingkat pengaruhnya terhadap karakter.