Kita membutuhkan banyak protagonis pria dalam cerita-cerita kita, karena banyak juga penulis wanita, maka untuk menulis dari sudut pandang pria dibutuhkan menyelami lebih banyak lagi. Saya sendiri mengalami kesulitan-kesulitan tersebut. Kita para wanita senang menuliskan perasaan dan itu tentu saja kekuatan kita. Tapi sebagai penulis, kita akan berhadapan dengan protagonis pria dalam cerita kita yang tentunya harus ditulis sesuai dengan cara berpikir pria.
Ada perbedaan dalam cara pria dan wanita berbicara dan berpikir. Para penulis memiliki tugas untuk menerjemahkan perbedaan-perbedaan tersebut agar terbentuk karakter yang masuk akal. Kali ini kita akan menjelajahi cara menulis dari sudut pandang pria jika Anda seorang wanita.
Beberapa contoh cara berpikir dan respon pria di bawah ini adalah kecenderungan umum, tentu ada pria-pria mungkin tidak bersikap seperti ini:
1) Pria memberikan jawaban yang menganggap lawan bicara/ penerima tidak memiliki pengetahuan tentang topik yang sedang dibahas. Dengan kata lain, mereka berbicara dan bertindak untuk memberikan informasi.
2) Pria biasanya tidak menjawab semua pertanyaan atau menanggapi semua yang dikatakan lawan bicaranya.
3) Pria akan mengatakan apa yang mereka maksud dan fokus pada satu topik saja. Biasanya, tidak ada maksud yang tersirat dari kata-kata mereka.
4) Pria umumnya tidak terlalu memikirkan perasaan.
5) Pria tidak bertele-tele. Mereka mengambil rute sesingkat mungkin melalui diskusi; tidak seperti wanita yang bisa membahas sepuluh topik dalam satu percakapan. (itu bakat kita, ya Ladies;))
6) Di sebuah acara makan malam atau pesta, para pria lebih cenderung untuk mengobrol dengan teman-teman mereka, tetapi para wanita akan memiliki radar yang lebih kuat, tidak hanya memperhatikan siapa yang ada di sana, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek lain, contohnya: (Mengapa Andy duduk sangat dekat dengan Sisca?) Atau (Mengapa Randy tidak datang bersama dengan Dian?).
Nah, berdasarkan gambaran umum di atas berikut adalah beberapa tips sederhana saat menulis dalam sudut pandang pria:

1. Gunakan kata-kata deskriptif sesedikit mungkin, terutama ketika berhadapan dengan bunga, warna, wewangian, jenis pakaian, atau bumbu dan rempah dalam hidangan kecuali jika karakter Anda adalah ahli bunga, desainer atau koki. Sebagai wanita kita mungkin tahu gaun yang dipakai karakter wanita protagonis itu berwarna biru muda model maxi dengan potongan leher rendah dan bermotif bunga daffodil. Tetapi bagi para pria itu berwarna biru muda. Titik.
2. Hapus sebagian besar kata-kata yang berhubungan dengan emosi. Perasaan pada pria sebagian besar berhubungan dengan fisik: rasa sakit, lapar, haus, kelelahan dan lain-lain. Mereka jarang berkata “kesal” tentang sesuatu, atau merasa kesepian bahkan sedih. Tapi itu bukan berarti mereka tidak merasakan hal-hal tersebut, hanya saja mereka tidak ingin membicarakannya sesering yang dilakukan wanita.
3. Dalam dialog antara pria dan wanita, pria akan menggunakan lebih sedikit kata daripada wanita, dan bisa jadi lebih sering memberikan jawaban dengan satu suku kata saja. Mau tahu alasannya? Coba tanya dengan saudara laki-laki, pacar, suami atau ayah kita 😉
Semoga membantu ya Writers!