Sudut Pandang Orang Ketiga: soal jarak
Keuntungan dari orang ketiga adalah kebalikan dari Orang pertama. Orang ketiga memberi Anda jarak dari sudut pandang karakter Anda. Tetapi sebelum membahas bagaimana dan mengapa, mari kita perjelas apa yang kita maksud dengan “jarak.”
Bayangkan Anda, pembaca, berdiri 30 kaki dari sebuah rumah. Di teras, seorang suami dan istri berdebat. Anda dapat melihatnya dengan jelas dan mendengar kata-kata mereka, tetapi tentu saja Anda tidak dapat melihat ke dalam pikiran mereka. Itu jarak yang jauh antara Anda dan sudut pandang karakter.
Sudut pandang ini terbagi menjadi dua macam:
a) Sudut Pandang Mahatahu (omniscient)
Sudut pandang mahatahu sudah jarang digunakan oleh penulis modern. Dengan sudut pandang ini, penulis mengizinkan para pembacanya untuk mengintip isi kepala lebih dari satu karakter dan mengungkapkan hal-hal yang terjadi di masa lalu ataupun masa depan. Sudut pandang ini memiliki perspektif yang lebih luas tetapi mengurangi keintiman pembaca dengan karakter di dalam cerita.
Contoh:
Keheranan, Meggie menerima kertas itu. begitu melihat tulisannya, ia menatap Staubfinger tak percaya. Bagaimana Staubfinger bisa mendapat surat dari ibunya? Di sini, di dunia ini?
Tetapi Staubfinger hanya berkata, “Bacalah.” Dan Meggie membacanya. Kata-kata yang tercantum dalam surat itu bagaikan jerat yang melingkari lehernya, setiap kata seolah mencekik leher, sampai-sampai ia sulit bernapas.
“Ada apa? Tanya Farid cemas. “Apa isinya?” ia menatap Staubfinger, tapi Staubfinger tidak menjawab.
Sementara Meggie, hanya bisa memandangi tulisan Resa. “Mortola…menembak Mo?”
Di belakang mereka, orang berdesakan maju ingin melihat Cosimo, Cosimo yang benar-benar baru, tapi mengapa Meggie harus tertarik pada hal itu? Tidak ada lagi yang penting baginya sekarang. Hanya satu hal yang ingin dia ketahui.
“Bagaimana …” tanyanya, menatap Staubfinger dengan putus asa, “Bagaimana mereka bisa sampai di sini? dan bagaimana keadaan Mo? Lukanya tidak terlalu parah, kan?
Sumber: Inkspell
b) Sudut Pandang Terbatas
Kebanyakan penulis sekarang, mengompromikan sudut pandang mahatahu dengan memberi batas-batas informasi yang hanya diketahui oleh sudut pandang karakter tersebut, sehingga pembaca tidak benar-benar mahatahu.
Seribu tahun mendatang, ketika misi ini dikisahkan di sekeliling api unggun, Leo menduga orang-orang bakalan membicarakan Jason yang pemberani, Piper yang cantik, dan anak buah mereka si Leo Membara, yang menemani mereka dengan sekantong obeng ajaib dan kadang-kadang membuatkan burger tahu.
Seandainya itu masih kurang parah, Leo jatuh cinta pada setiap gadis yang dia lihat –asalkan mereka sama sekali tak sebanding dengannya.
Ketika dia pertama kali melihat Thalia, Leo langsung berpikir bahwa gadis itu terlalu cantik untuk menjadi kakak Jason. Lalu Leo berpikir sebaiknya dia tidak mengatakan itu atau dia bisa-bisa kena masalah. Leo menyukai rambut gelap Thalia, mata birunya dan sikapnya yang percaya diri. Thalia kelihatannya merupakan tipe cewek yang bisa mengalahkan siapapun di lapangan bola atau medan tempur, dan tidak bakalan menengok ke arah Leo satu kali pun –benar-benar tipe cewek yang disukai Leo.
Sumber: The Last Hero
Sudut Pandang: adalah tentang pilihan.
Jadi bagaimana Anda memilih di antara orang pertama, orang ketiga terbatas, dan ketiga mahatahu? Pilihan Anda akan tergantung pada efek yang Anda inginkan untuk cerita Anda. Beberapa hal sebagai pertimbangan:
- Jika Anda ingin menulis seluruh cerita dalam bahasa yang unik, pilihlah sudut pandang Orang Pertama.
- Jika Anda ingin karakter sudut pandang Anda menikmati renungan (kontemplasi) panjang, pilih orang pertama.
- Jika Anda ingin pembaca Anda merasakan identifikasi yang tinggi dengan karakter sudut pandang Anda, pilih orang pertama atau orang ketiga terbatas.
- Jika Anda ingin mendeskripsikan karakter Anda dari luar serta memberikan pemikirannya, pilihlah orang ketiga terbatas atau mahatahu.
- Jika Anda ingin menyelingi pendapat penulis dengan karakter, pilihlah orang ketiga mahatahu.
- Jika Anda ingin identifikasi rendah antara pembaca dan karakter, mungkin karena Anda akan ‘mengerjai’ atau ‘membodohi’ karakter Anda, pilihlah orang ketiga mahatahu.
Jadi sebelum Anda menulis dari novel baru Anda, luangkan beberapa waktu untuk memastikan Anda telah memilih sudut pandang terbaik untuk memaksimalkan efeknya kepada pembaca. Selamat Menulis 🙂
Baca juga: Cara Memilih Sudut Pandang (Point of View) Bagian 1