Dalam fiksi sejarah imajinasi saja tidak cukup. Mengapa? Karena penulis fiksi sejarah harus membangun kembali dunia masa lalu yang dapat menarik pembaca untuk tinggal di dalamnya. Ibarat membangun rumah, Anda harus mengetahui bahan-bahannya terlebih dahulu. Demikian juga ketika menulis tentang dunia masa lalu, Anda perlu mengetahui unsur-unsur pembentuk cerita fiksi sejarah. Secara garis besar, berikut adalah unsur-unsur tersebut dan juga bagaimana cara-cara tersebut dapat efektif menolong Anda:
1. Prolog (Optional)
Sebuah prolog adalah sepotong cerita yang ada sebelum Bab 1 dan sangat terpisah dalam waktu, tempat, suara atau karakter dari teks utama. Bertujuan untuk secara tidak langsung berkata kepada pembaca: “Lihat ke sini. Kamu penasaran kan? Teruskan baca novelnya.”
Prolog memberitahu jenis tulisan dan gaya seperti apa yang akan didapatkan jika pembaca membaca terus. Bagaimana pun juga, sebuah prolog mengumumkan kepada pembaca bahwa ini bukan cerita utamanya. Sebagian pembaca mungkin akan melewatkannya tapi dalam era internet dan online, prolog dapat membantu Anda untuk mengumumkan bahwa cerita Anda layak menyita waktu orang lain yang berharga.
2. Footnote
Masa lalu sangat berbeda dengan dunia modern yang familiar bagi pembaca. Nah, bagaimana kalau ada kata-kata atau istilah yang tidak diketahui pembaca? Sangat jarang pembaca mencari kamus untuk hal-hal yang tidak mereka ketahui. Karena itu, Anda harus melengkapinya dengan footnote referensi sehingga mereka tidak ketinggalan dalam cerita. Ungkapan-ungkapan di masa lalu bisa menjadi kendala, tapi jangan kuatir, para pembaca fiksi sejarah adalah orang-orang yang senang belajar.
3. Ketegangan (Suspense) vs Misteri
Ketegangan adalah tentang ‘apa yang akan terjadi selanjutnya’. Menciptakan ketegangan melibatkan pengaturan situasi yang tidak berjalan semestinya. Mari kita simak salah satu ketegangan dalam Novel City of Heroes:
Orion telah kehabisan granat. Di pistolnya hanya ada beberapa butir peluru. Dia berlari secepatnya, menerobos lorong demi lorong hingga menyadari dia terjebak dalam sebuah ruangan. Dia memandang sekelilingnya dengan panik. Para prajurit di luar semakin mendekat. Orion tahu dia tak punya harapan lagi. Dia menyisir sekelilingnya.
“Cari dia sampai dapat!”
Tiba-tiba dia mendengar suara yang sangat dikenalnya. Nomura! Matanya membelalak. Dia memandangi pistolnya, jika dia nekad menerobos maka tindakannya itu akan menjadi usaha bunuh diri. Tapi dia sudah bersumpah tidak akan membiarkan dirinya ditangkap hidup-hidup lagi, apalagi oleh Nomura.
Ketika Nomura dan orang-orangnya tiba di situ, mereka hanya disambut ruangan kosong. Ternyata Orion menemukan jalan keluar lain. Dia memanjat ke atas, dan bersembunyi di balik langit-langit.
“Dia tidak ada di sini.”
Orion menggigil walaupun udara terasa hangat.
4. Bahaya Yang Harus Ditingkatkan
Tentu saja, bahkan ketika ketegangan segera diatasi, misteri akan menjadi bahan bakar bagian selanjutnya dalam cerita. Apa yang akan terjadi pada Orion selanjutnya? Akankah para penjahat itu menemukannya? Apakah akan ada konfrontasi senjata?
Tugas Anda adalah untuk membuat pembaca ingin terus membaca buku Anda lagi. Itulah mengapa sangat penting meningkatkan marabahaya yang akan dialami Hero Anda.
5. Dokumen Sejarah Asli

Dokumen Sumpah Perang Arek Suroboyo. Sumber: JPNN.com
Kadang, kita perlu memasukkan dokumen sejarah asli ke dalam cerita. Contohnya, kami memasukkan teks pidato Bung Tomo ke dalam cerita City of Heroes. Dokumen sejarah asli dapat menjadi cara yang efektif meningkatkan atmosfer keaslian dalam cerita Anda. Tapi pastikan bahwa dokumen tersebut adalah bagian dari cerita yang bergerak, mereka harus selaras dengan alur Anda. Jangan sampai cerita Anda malah menjadi buku teks. Hal paling penting adalah bagaimana dokumen asli tersebut berdampak langsung terhadap jalinan cerita.
6. Dokumen Sejarah Imajinatif
Selain dokumen asli, kita juga dapat mengarang dokumen imajinatif. Contohnya laporan surat kabar, jurnal atau catatan harian dapat menyebabkan seseorang meninggalkan rumah atau pekerjaan mereka. Surat-surat atau dokumen lain sangat penting dan dapat menjadi mesin penggerak sebuah novel. Contohnya dalam City of Heroes, surat dari nenek Alora adalah petunjuk sebuah misteri tentang waktu dan pedang yang mengantarkannya ke masa lalu.
Dalam menciptakan dokumen fiksi seperti potongan koran, buku harian, surat-surat, atau lain sebagainya, perlu diperhatikan bahwa mereka harus membangkitkan kesan waktu, memberikan realitas yang sama seperti dokumen sejarah nyata, menggetarkan indera pembaca, sehingga tidak terkesan karangan semata.