What is it, to be a hero? Look in the mirror and you’ll know. Look into your own eyes and tell me you are not heroic, that you have not endured, or suffered or lost the things you care about most….
Kalimat di atas adalah tulisan dari Karen Page untuk menutup episode terakhir Daredevil Season 2. Belakangan ini penggemar karakter komik khususnya marvel memang dimanjakan oleh begitu banyak seri dari studio marvel. Mulai dari Daredevil, Jessica Jones, lalu Luke Cage, Iron Fist yang siap tayang tahun depan di netflix, kemudian The Punisher, karakter Frank Castle yang diperkenalkan di season 2 Daredevil sebagai anti-hero.
Di televisi dunia terlihat rapuh dan membutuhkan seseorang yang bisa berdiri untuk menegakkan keadilan, menolong, menjadi tembok perlindungan. Tapi apakah di dunia nyata kita membutuhkan hero? Does The World Need A Hero?
Jawabannya iya. Yes, the world needs a hero.
Lebih dari setengah abad yang lalu, Carl Jung muncul dengan gagasan bahwa manusia secara kolektif mewarisi gambaran, ide, atau pikiran bawah sadar yang disebut arketipe atau disebut juga pola dasar, pola mula-mula yang diturunkan. Tujuan arketipe ini adalah mempersiapkan manusia untuk pengalaman-pengalaman umum. Dua arketipe ini, menurut Jung adalah heroes and demons. Pahlawan dan setan. Para ilmuwan ternyata juga mendukung teori Jung. Mereka menemukan bahwa bayi yang baru lahir dilengkapi oleh kesiapan untuk bahasa, angka, wajah orang tua mereka, dan bahkan kesadaran akan orang-orang yang bermoral. Mengenal mana yang baik dan yang jahat. Dan mendemosntrasikan sikap orangtua kita sebagai role model. Manusia secara bawaan siap untuk tugas-tugas dan orang-orang tertentu, termasuk bertemu atau menjadi pahlawan.
Jessica Jones: They say everyone born a hero. But if you let it, life will push you over the line until you are a villain.
Penelitian membuktikan ketika orang-orang ditanya nama pahlawan pribadi mereka, maka individu yang selalu ada di pikiran mereka adalah orang tua dan penjaga atau pelindung mereka. Semua kita apakah kita telah sangat sukses dalam hidup kita memiliki seorang pahlawan saat kita muda, rapuh, tidak punya apa-apa. Ketika kita mengenali betapa banyaknya pengorbanan dan kasih sayang yang mereka berikan untuk kita, kita senang menyebut mereka pahlawan kita. Jadi pada dasarnya manusia, memiliki pahlawan dan mengenal arti pahlawan sejak lahir.
Dunia membutuhkan pahlawan karena para pahlawan mengingatkan kita akan kualitas kemanusiaan kita yang mungkin hilang, pahlawan menolong kita saat kita kesulitan, memberikan keadilan, dan memberi kita harapan akan dunia yang lebih baik.
Seperti kalimat Karen Page:
A hero isn’t someone who lives above us, keeping us safe. A hero is not a god or an idea. A hero lives here on the street, among us, with us. Always here but rarely recognized. Look in the mirror and see yourself for what you truly are.
Baca gratis novel sejarah City of Heroes di sini