5 Manfaat Membaca Novel Fiksi

Bukan berita baru kalau minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001 yang artinya, untuk setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang yang suka membaca. Menurut hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara, sementara Vietnam justru menempati urutan ke-20 besar. Oleh sebab itu buat teman-teman yang menyediakan waktu untuk membaca, saya ingin memberikan penghargaan kepada Anda semua, karena telah mengambil bagian dari kebangkitan bangsa ini terhadap literasi ya.

Banyak orang berpikir membaca novel fiksi tidak lebih bermanfaat dibandingkan membaca buku-buku self help. Padahal membaca fiksi bisa mempunyai manfaat perbaikan diri yang sama, bahkan saat menjelajahi dunia berbeda melalui cerita yang hanya ada di pikiran kita. Jadi lain kali jika Anda kebetulan mengambil sebuah karya fiksi dan bukan buku-buku motivasi, cobalah pertimbangkan 5 manfaat membaca fiksi ini:

1. Empati. Mengimajinasikan sama dengan menciptakan pemahaman

Untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan meningkatkan kapasitas Anda untuk berempati, Anda tidak dapat melakukan lebih baik daripada membaca fiksi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa membayangkan cerita membantu mengaktifkan daerah otak Anda yang bertanggung jawab untuk lebih memahami orang lain dan melihat dunia dari perspektif baru.

Menurut psikolog Raymond Mar dalam penelitiannya, menemukan bahwa naratif menawarkan kesempatan unik untuk melibatkan kapasitas memikirkan perasaan orang lain saat kita mengidentifikasi rasa frustasi karakter di dalam buku dan melacak pertemuan mereka dengan teman dan musuh, tetangga dan kekasih mereka. Hal ini menyebabkan ketika kita membaca tentang situasi atau perasaan, rasanya hampir seperti kita merasakannya sendiri.

2. Membaca paling efektif untuk stress

Otak Anda tidak bisa beroperasi tanpa berhenti selama 24 jam dalam seminggu dan seterusnya. Kita semua membutuhkan periode untuk mengistirahatkan kemampuan kognitif kita.

Dan membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan istirahat, untuk melepaskan dan relaks, seperti yang dilaporkan oleh The New Yorker berikut ini:

Membaca telah terbukti membuat otak kita menjadi keadaan seperti trance yang menyenangkan, serupa dengan meditasi, dan membawa manfaat kesehatan yang sama dari relaksasi dan ketenangan dalam. Pembaca reguler tidur lebih nyenyak, memiliki tingkat stres lebih rendah, harga diri lebih tinggi, dan tingkat depresi yang lebih rendah daripada non-pembaca.

Sebuah penelitian di University of Sussex menunjukkan dalam 6 menit saja pembacaan yang tenang, detak jantung para peserta penelitian melambat dan ketegangan di otot mereka berkurang hingga 68%. Para Psikolog percaya membaca bekerja dengan baik karena konsentrasi mampu meringankan tekanan tubuh.

read 23. Pembaca fiksi membangun lebih banyak bahasa (kosa kata)

Kosa kata tentu membantu kita dalam mengekspresikan diri dan berhubungan dengan orang lain. Nah fiksi bisa membantu kita sampai di sana. Pada tahun 2013, Universitas Emory melakukan penelitian dengan membandingkan otak orang setelah membaca fiksi dengan otak orang-orang yang tidak membaca.

Otak para pembaca menunjukkan lebih banyak aktivitas di daerah tertentu daripada mereka yang tidak membaca – terutama korteks temporal kiri, bagian otak yang biasanya terkait dengan pemahaman bahasa. Nah jadi sains juga setuju kalau para pembaca fiksi cenderung memiliki kosa kata yang lebih banyak dari mereka yang tidak.

4. Para pembaca reguler tidur lebih nyenyak

Di poin kedua, penelitian menunjukkan bahwa fiksi membantu kita untuk melepaskan diri dari banyak hal yang mengganggu. Hal tersebut mengakibatkan terciptanya lingkungan yang sempurna untuk membantu Anda tidur.

Menciptakan ritual tidur adalah cara yang bagus untuk membangun pola tidur yang konsisten. Anda membutuhkan aktivitas yang benar-benar melepaskan Anda dari tugas-tugas sepanjang hari. Kalau tidak membaca buku fiksi, saya biasanya membaca sebuah puisi sebelum tidur. Ritual itu membantu saya melepaskan diri dari banyak hal yang saya lakukan pada siang hari dan mendapatkan tidur yang saya butuhkan.

5. Memori: Pembaca memiliki sedikit penurunan mental di kemudian hari

Kita tahu bahwa mendengar sebuah cerita adalah cara yang bagus untuk mengingat informasi untuk jangka panjang. Sekarang ada bukti bahwa secara khusus, para pembaca di kemudian hari nanti memiliki tingkat penurunan mental sebesar 32 persen lebih rendah dibandingkan teman sebayanya yang non-pembaca.

Menurut sebuah penelitian pada tahun 2001 yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, mereka yang membaca lebih banyak menunjukkan kurangnya gejala yang menunjukkan penyakit Alzheimer.

Jadi tunggu apalagi, ayo mulai membaca fiksi bagi Anda yang belum 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s