Bagaimana Cara Menulis Bahasa Tubuh dalam Cerita

Dalam kehidupan sehari-hari kita bereaksi terhadap situasi dengan ekspresi mikro, gerakan tangan, dan postur tubuh. Sebagian besar dari kita bahkan tidak menyadarinya. Namun, apa yang kita lakukan dengan bahasa tubuh adalah bagian dari komunikasi nonverbal. Albert Mehrabian, seorang professor dan peneliti bahasa tubuh menemukan bahwa komunikasi adalah 55% nonverbal, 38% vokal, dan 7% hanya kata-kata. Komunikasi nonverbal inilah yang berdampak besar pada orang lain dan bagaimana mereka menafsirkan dan memandang kita.

Mengapa Menulis Bahasa Tubuh Penting dalam Cerita

Seperti dalam kehidupan nyata, dalam fiksi bahasa tubuh dapat memfasilitasi penulis untuk melakukan teknik show vs. tell.

Memvisualisasikan bahasa tubuh karakter bisa:

  • Menyampaikan emosi dengan menggunakan respons emosional adalah cara yang bagus untuk membangun dan mengungkapkan karakter
  • Mengisyaratkan hubungan antar karakter seperti konflik, ketegangan, perasaan cinta, atau ketidakpercayaan
  • Menghidupkan adegan sekaligus meningkatkan makna dialog
  • Menunjukkan karakter. Banyak yang bisa disimpulkan dari cara seseorang bergerak dan ekspresi wajahnya
  • Menambahkan subteks. Di novel kriminal, ketika pembaca mencari petunjuk tentang identitas pelakunya, bahasa tubuh akan sangat efektif dalam mengisyaratkan sesuatu yang lebih dalam
  • Menghidupkan adegan, sehingga adegan terasa tidak statis dan tetap realistis

Cara menggunakan bahasa tubuh dalam Menulis

Menggunakan bahasa tubuh adalah salah satu cara terbaik untuk memberi tahu dan menunjukkan emosi karakter yang sebenarnya kepada pembaca. Dalam postingan kali ini, saya membuat daftar bahasa tubuh untuk membantu kamu menunjukkan keadaan pikiran karakter.

Namun sebagai catatan, bahasa tubuh tidak selalu merupakan ilmu yang pasti, dan karena kita semua secara fisik menanggapi hal yang berbeda untuk alasan yang berbeda, mudah saja untuk salah. Misalnya saya akan merespons dengan menyentak jika ada suara keras, yang lain tidak. Namun daftar ini adalah bahasa tubuh yang biasanya orang lakukan pada situasi tertentu. Jadi kamu bisa menjadikannya sebagai referensi dalam menulis:

Emosi/ PerasaanBahasa Tubuh
Antisipasimenggosokkan kedua tangan, menjilat bibir, tidak bisa duduk diam
Bahagia  tersenyum, tertawa, bersenandung, mengayunkan lengan, menari, melompat, berpelukan, cekikikan, pantulan suara dalam langkah, tubuh terbuka yang santai
Berbohongperubahan sikap yang tiba-tiba, keraguan dalam berbicara, kontak mata yang berubah-ubah, berkedip lama, mengangkat bahu, senyum atau tawa yang tidak beralasan, menjilat bibir, gemetar, menutupi atau menyentuh mulut
Bingungkepala miring, menyipitkan mata, dahi berkerut, mengangkat bahu
Bosanmenguap, menghindari kontak mata, mengetuk kaki, memutar pulpen, doodling, gelisah
Cemasgelisah, memutar-mutar cincin, menggigit bibir, menelan terus-menerus, bernapas dengan cepat, mata yang melesat, telapak tangan berkeringat, postur membungkuk, memainkan rambut
Cemburubibir rapat, ekspresi masam, mata menyipit, lengan menyilangkan tangan di depan dada
Defensifmengangkat tangan, lengan ke depan dengan telapak tangan ke depan dada, tangan di saku
Enggan  menyilangkan tangan, mengepalkan tangan, menyeret kaki, mencubit hidung
Inferioritasmenurut, tersenyum tanpa kegembiraan, menunduk
Jujurmenjaga kontak mata, tersenyum, tangan terbuka
Kagumtidak bisa bergerak, pandangan tetap, mulut menganga, mata terbelalak
Kekesalanmerapatkan bibir, menyipitkan mata, memutar mata, mendesah putus asa
Keyakinanmenggenggam lengan di belakang tubuh, mengangkat kepala, membusungkan dada, berdiri tegak, membuat gerakan tegas dan tepat
Keinginanmengedipkan mata, melihat ke atas melalui bulu mata, melirik ke bahu, melakukan kontak mata, menyentuh rambut atau pakaian, meluruskan tulang belakang, pupil mata melebar
Kemenanganmengepalkan tangan di udara, melompat, berseru/ berteriak
Ketidakpercayaanmata terbelalak (terkejut), menyipitkan mata sipit (skeptis), memelintir bibir, mengerutkan hidung, mengerutkan alis
Ketidaksenangansenyum palsu, cemberut, menyilangkan tangan di depan dada
Kebanggaan atau dominasidagu terangkat, dada terbuka, bahu ke belakang, menjabat tangan dengan keras, kontak mata terfokus tanpa berkedip, tangan di pinggul
Kerahasiaantersenyum dengan bibir terkatup rapat, tangan di saku, memalingkan wajah, menutupi wajah, menunduk
Kesedihanmurung, badan membungkuk, melingkarkan lengan ke tubuh, bergerak dengan ragu-ragu, bibir bawah menonjol keluar, bibir bergetar, menangis, terisak, gemetar, menyeret kaki
Kesombongantersenyum tipis dengan bibir tertutup, satu alis terangkat, dagu sedikit ditekuk, tersenyum dengan penuh teka-teki, mengangkat kedua alis, mengencangkan bibir
Ketakutanmemegang lengan dengan erat, membungkuk, menyilangkan tangan di depan.  menggosok leher atau tangan
Ketidaksabaranmengangguk cepat, mengetuk-ngetuk jari, melihat-lihat jam, mengetuk-ngetuk kaki, meninggikan nada suara
Kewalahantelapak tangan ke dahi, menutup mata dengan satu tangan, mata melebar, tangan mencengkeram sesuatu
Lelahmenggosok mata, menatap ke atas langit, menguap, meregangkan tubuh, menutup mata, bergerak perlahan, membungkuk
Malubahu merosot, melihat ke bawah dan menjauh, membenamkan wajah di tangan, kepala tertunduk, tersipu, menghindari kontak mata, menjaga jarak dari orang lain, mundur jika orang lain mendekat
Main-mainmengedipkan mata, menggoyangkan alis, menyenggol, tersenyum
Marahmengacungkan kepalan tangan, jari telunjuk, kepalan tangan di atas meja, wajah memerah, urat leher berdenyut, dagu menonjol
Memilikimeletakkan tangan di atas atau melingkari bahu/leher/pinggang seseorang, meletakkan tangan di dinding di dekat orang lain (subject)
Muak  Mengerutkan hidung, menyentak, memalingkan wajah, menutup hidung, memutar bahu dengan dingin
Sinissetengah tersenyum, menggelengkan kepala, menekan bibir dengan sedikit cemberut, memutar bola mata
Syoktangan menutupi mulut, mulut terbuka, membeku dan menatap dengan mata lebar dan alis terangkat
Sedihmeringkuk ke posisi janin, wajah berkerut, tubuh merosot, menutupi wajah atau kepala dengan tangan atau lengan atau bantal, bergetar dengan isak tangis, gemetar, berpaling
Superioritasberdiri tegak, tangan terbuka, santai dan percaya diri
Tertekanmengusap atau menggosok tengkuk, mata melebar, bernapas dengan cepat, memukul dinding, meringkuk di sudut, meremas tangan

5 Tips Memulai Menulis Memoar

Apa yang telah Anda pelajari dari kegagalan atau kemenangan di masa lalu? Pikiran atau perasaan apa yang ingin Anda ungkapkan setelah mengalami tragedi atau keberuntungan dalam hidup Anda? Semua peristiwa inilah yang memengaruhi bagaimana cara pandang Anda terhadap dunia.

Jika Anda dapat menulis tentang pengalaman masa lalu Anda dengan cara yang menyentuh, maka Anda harus memulai memoar Anda.

Seperti semua cerita yang bagus, memoar harus dimulai pada saat perubahan. Anda berharap pembaca peduli dan terhubung pada cerita Anda. Untuk dapat mencapainya, berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan:

1. Mulailah memoar di mana terjadi sesuatu yang lucu atau unik tetapi masih berhubungan dengan tema memoar. Misalnya: Sebuah memoar tentang kehilangan seseorang dapat dimulai dengan kesan pertama Anda dengan orang tersebut atau situasi bersamanya yang menyenangkan.

2. Buatlah diri Anda dapat dipercaya. Bahkan jika pembaca tidak menyukai Anda, pembaca harus bisa berempati dengan Anda. Tidak berarti menuliskan detail-detail yang tidak berhubungan, tetapi Anda perlu melibatkan mereka. Siapa Anda? Apa yang terjadi pada Anda?

3. Ingatlah bahwa memoar adalah kisah bertahan hidup, tetapi hidup itu terdiri dari terang dan gelap, naik dan turun, sukacita dan luka. Namun pembaca juga membutuhkan saat-saat ringan karena terlalu banyak kesengsaraan juga bisa membuat banyak pembaca menjauh.

4. Tulis adegan di mana Anda menyadari bahwa hidup Anda akan berubah. Seperti konflik atau badai hidup. Misalnya sebuah momen ketika Anda didiagnosa sesuatu, saat mengetahui pasangan Anda tidak setia atau konflik lainnya.

5. Ciptakan tujuan yang membuat Pembaca ingin membaca lebih lanjut. Misalnya: Buat pembaca ingin mengetahui bagaimana Anda menghadapi badai hidup Anda, menyelesaikan masalah atau konflik yang rumit.

Mulai menulis mungkin adalah bagian yang terberat tetapi kita menulis karena telah mengalami sesuatu dalam hidup dan menyadari bahwa menuliskannya dapat merupakan bagian dari pemulihan diri kita.