7 Cara Menulis Jurnal Travel

Bukan hanya sekedar menjadi pengalaman yang menyenangkan atau memuaskan, tapi traveling bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi setiap kita. Jurnal travel atau perjalanan adalah cara yang sangat keren untuk merekam liburan Anda. Anda bisa menuliskan perasaan dan pengamatan yang Anda miliki selama perjalanan dan pada akhirnya dapat dibagikan oleh banyak orang. Anda tidak membutuhkan perjalanan keliling dunia dengan petualangan yang hebat untuk menulis sebuah jurnal jalan-jalan yang keren. Yang Anda butuhkan adalah buku catatan dan tips-tips berikut:

1. Merencanakan traveling Anda

Mungkin Anda tipe orang yang spontan, jadi rencana yang detail tak pernah terlalu Anda pikirkan. Tapi jika Anda berencana untuk menulis jurnal travel, hal yang sangat disarankan adalah merencanakan perjalanan Anda. Ini akan membantu Anda untuk juga merencanakan kegiatan di sana. Anda bisa check list tempat-tempat yang ingin Anda lihat, budgetnya, cara pergi ke sana. Hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan di sana, cuaca, jenis-jenis scam yang mungkin sering terjadi. Segalanya akan lebih mudah jika Anda merencanakannya dengan detail. Sebelum sampai ke tempat tujuan, mungkin Anda sudah menemukan hal-hal yang harus dilakukan dan mendapatkan ide tulisan untuk jurnal Anda.

2. Riset

Merencanakan perjalanan dan riset biasanya dilakukan bersamaan. Saya tak pernah pergi ke suatu tempat tanpa riset terlebih dahulu. Jika di tempat tersebut ada museum, maka saya harus menyempatkan diri untuk datang. Apalagi jika ada tempat-tempat bersejarah di situ. Dengan mencari tahu banyak informasi tentang tempat yang Anda datangi, Anda sedang membangun gambaran yang cukup handal tentang perjalanan Anda.

Riset bisa melalui internet, blogger-blogger yang pernah mendatangi tempat-tempat tersebut, buku-buku dan majalah, atau jika ada teman, kerabat atau kenalan yang pernah menetap di sana. Riset akan memberi Anda ide yang lebih jelas tentang bagaimana tempat tersebut. Jika tulisan Anda akan diposting di instagram, website atau blog, melakukan riset akan memberikan tambahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca Anda.

travel writing 13. Hindari deretan daftar aktivitas

Anda ingin menulis sebuah jurnal travel yang menarik, jadi daftar hal-hal yang biasa Anda lakukan tidak perlu dimasukkan semuanya. Misalnya, jika Anda makan nasi goreng yang sama di hotel seperti di rumah, ya tidak perlu menulis pengalaman ini, kecuali itu adalah makanan khas tempat tersebut. Rentetan aktivitas yang super duper normal tidak perlu dituliskan. Karena jika dituliskan, tulisan Anda akan panjang tapi dapat membosankan pembaca.

4. Jangan hanya mendeskripsikan

Sebuah jurnal lebih dari sekedar deskripsi informasi. Betul sekali pembaca membutuhkan informasi tapi tulisan yang hanya berisi rentetan deskripsi tidak akan menyentuh pembaca. Pilihlah beberapa kegiatan dan pengalaman menarik yang Anda alami. Tulislah tentang budaya misalnya, perbedaan tempat atau kehidupan di tempat tersebut dengan kehidupan Anda sehari-hari.

Pada akhirnya traveling adalah tentang membuka mata kita terhadap budaya orang lain. Jangan hanya menggambarkan fisik saja tapi juga perasaan, suasana, vibe dari tempat tersebut. Apa yang Anda rasakan ketika pergi ke tempat itu. Misalnya, ketika saya menapakkan kaki pertama kali di Bali, ada satu perasaan yang sangat kuat tentang tempat ini, satu kata ini menggambarkan keseluruhan kota Denpasar dan tempat-tempat di sekitar pantai, yaitu kata “liburan”. Ada mood yang berbeda jika Anda berada di dalam satu tempat yang berbeda, tangkap mood tersebut, masukkan ke dalam tulisan Anda.

waterfall5. Tambahkan gambar

Saya tidak memungkiri kemampuan menulis Anda, sebagai penulis kita mampu menuliskan gambaran visual ke dalam kata-kata. Tetapi gambar masih bernilai ribuan kata. Menggabungkan gambar atau foto traveling Anda dengan kata-kata akan menjadikan tulisan Anda jauh lebih kuat.

Seringkali gambar dapat membuat teks tulisan kita tampak lebih personal. Atau jika Anda jago menggambar, Anda juga bisa membuat satu atau dua sketsa tentang traveling Anda. Itu bisa menjadi sentuhan personal yang sangat menarik. Jangan lupa untuk memberikan deskripsi fotografi di setiap gambar atau foto yang kita masukkan. Supaya pembaca Anda tidak bingung.

6. Jangan takut untuk menuliskan hal-hal yang tidak menyenangkan

Bahkan liburan paling luar biasa pun ada naik dan turunnya. Mungkin Anda tidak suka lampu hotelnya yang terlalu redup, atau kamarnya yang tidak sesuai dengan yang ada di foto. Penerbangan Anda buruk, atau Anda sakit selama beberapa hari di sana.

Jangan takut untuk jujur dan memasukkan hal-hal yang aneh atau yang tidak menyenangkan, hal-hal ini adalah bagian dari traveling Anda dan menarik untuk dibaca.

Tuliskan apa yang akan Anda ubah tentang hal-hal buruk di sana, mungkin Anda akan kembali ke sana atau tidak. Atau tuliskan sesuatu yang berbeda yang akan Anda lakukan di masa depan di tempat itu.

writing 27. Menulis saat masih fresh

Nah ini nih yang sering saya tidak lakukan ketika travel. Biasanya karena pagi dan siang harinya terlalu bersemangat ke sana kemari, malamnya sampai di hotel langsung tepar. Jadi hal-hal yang tidak saya catat di handphone atau notebook lenyap dari ingatan.

Menulis saat masih segar diingatan kita akan baik sekali. Tapi kalau pun tidak bisa, untuk menghindari kejadian seperti ini: catatlah informasi penting seperti berapa jam Anda harus berkendara menuju tempat tersebut, di daerah mana tempat tersebut, dan sebagainya.

Setelah informasi penting sudah tercatat, deskripsikan sesuai dengan kata-kata kunci seperti bagaimana rasa masakannya, seperti apa baunya, suara apa yang Anda dengar. Jadi ketika Anda tidak sempat atau kelelahan untuk langsung menuliskannya di hotel, Anda bisa kembali ke kalimat-kalimat tersebut yang pastinya akan memicu kembali emosi yang Anda rasakan.

Berikut ada beberapa pertanyaan yang bisa menolong Anda agar informasi dan pengalaman menarik tidak terlupakan begitu saja:

  1. Apakah Anda belajar sesuatu hari itu?
  2. Apakah ada sesuatu yang membuat Anda kesal?
  3. Apakah seseorang memakai sesuatu yang tampak menonjol bagi Anda?
  4. Apa yang Anda makan? Bagaimana rasanya?
  5. Apakah Anda tersentuh dengan pertolongan orang lokal di sana?
  6. Kesulitan seperti apa yang Anda alami di sana?

Anda bisa menambahkan sendiri pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dengan langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut Anda akan mendapatkan inti dari pengalaman Anda. Tidak perlu menjawabnya langsung dengan detail jika Anda tidak sempat, cukup kata kunci yang mampu memicu ingatan Anda di lain hari ketika Anda terjun kembali ke tulisan Anda.

Menelusuri Jejak Kejayaan Timah di Museum Timah Bangka, Bangka Belitung

Ke kota mana pun saya pergi, saya akan selalu mencari museum yang ada di kota tersebut. Karena museum adalah bukti bahwa kita adalah bangsa yang mengingat. Seperti kata-kata dari Mas Hendi Jo, seorang jurnalis di Majalah Historia dan penggiat sejarah: “Jangan menjadi bangsa tanpa ingatan.” Mas Hendi juga berkata: Sejarah ada untuk dilupakan oleh orang-orang yang tak tahu malu…Nah karena saya tidak mau menjadi salah satu orang yang tak tahu malu, maka saya akan selalu pergi ke museum 🙂

Pada hari terakhir setelah lima hari di PangkalPinang sebelum terbang kembali ke Jakarta, saya menyempatkan diri untuk ke Museum Timah. Saat itu sekitar pukul 10.30 pagi, saya berangkat dari hotel menuju museum timah. Tidak jauh dari tempat saya menginap. Karena hari itu hari Senin, maka hanya saya dan rekan saya pengunjung di sana. Di lobi depan kami mengisi buku tamu dan ketika menanyakan berapa harga masuk, mereka bilang “gratis”. Wah 🙂

Ketika saya dan rekan saya mulai melihat-lihat, seorang siswa berseragam datang memandu kami sepanjang museum. Namanya Silvianti, siswa SMK 3 PangkalPinang, sedang magang di Museum Timah. Meski museumnya terbilang kecil, hanya terdiri dari satu lantai dan beberapa ruangan saja. Tapi kondisi museum terurus, rapi dan bersih.

alat-alat-awal-penggalian-tima

Alat-alat Penggalian Timah di abad-abad awal

Silvianti menjelaskan kalau timah di pulau Bangka tinggal 20 persen untuk di darat. Dan di laut sekarang ada sekitar 80 persen. Pada abad-abad awal penemuannya, para penduduk dapat melihat timah di atas tanah pekarangan rumah mereka setelah hujan turun. Karena hujan akan menyapu pasir-pasir yang ringan dan tinggallah timah-timah di atas tanah. Mungkin karena itu banyak pelaut India menyebut pulau ini Wangka, yang dalam bahasa Sansakeerta berarti Timah.

Pada tahun 1293 Bala tentara Kublai Khan (Yuan) menyerang Singosari, serangan tersebut berhasil dilumpuhkan dan dipukul mundur oleh pasukan Singosari di bawah Raden Wijaya. Tiga ribu prajurit Yuan terbunuh. (Naskah “Yuan Shi”) Dalam pelayaran kembali ke Tiongkok, dua ribu prajurit yang luka parah diturunkan di Pulau Karimata. Kuat dugaan mereka akhirnya menyebrang ke Belitung Timur. Dipercaya merekalah perintis penggalian timah di Belitung.

Miniatur Kapal Keruk Kundur.jpg

Miniatur Kapal Keruk – 22 Kundur-1
PT. Timah TBK, Pangkal Pinang –Bangka Belitung

Kualitas timah Indonesia adalah yang terbaik di dunia. Meskipun secara kuantitas kita masih kalah dengan Tiongkok. Tidak heran sejak awal, kendali dan monopoli dari timah di Bangka sudah menjadi rebutan dari kerajaan-kerajaan pada abad-abad awal, kesultanan Palembang, Inggris, Belanda dan Jepang.

 

Lebih dari 200 tahun masyarakat Bangka menderita di bawah kolonialisme Inggris dan Belanda karena eksplotisai timah. Depati Amir dan anaknya melawan penjajahan ini tanpa mengenal lelah. Mereka ditangkap, disiksa dan dibuang ke Desa Airmata, tempat terakhir mereka. Nama Depati Amir sendiri diabadikan sebagai nama Bandar Udara Kota PangkalPinang.

gedung-museum-timahBangunan yang sekarang menjadi Museum Timah Indonesia, PangkalPinang sendiri didirikan semasa jaman Kolonial Belanda oleh BTW (Banka Tin Winning Bedrijff), sebagai Rumah Dinas Hoofd Adminstrateur BTW.

Pada awal tahun 1949, gedung ini digunakan menjadi tempat persiapan Perundingan Roem-Royen. Perundingan antara wakil pemerintah Republik Indonesia, utusan Komisi Tiga Negara/ KTN (PBB) dan utusan Pemerintah Hindia Belanda. Setelah melalui beberapa kali perundingan di PangkalPinang lahirlah Konferensi Roem-Royen atau Roem-Royen Statement tanggal 7 Mei 1949.

Balok Timah Produksi Bangka

Balok Timah Produksi Bangka

Barulah pada awal tahun 1960 museum tersebut dikembangkan menjadi Museum Timah dengan tujuan awal sebagai sarana pembelajaran dunia pertimahan. Anda dapat melihat alat-alat penambangan timah kuno seperti: rantai kayu, gayung kayu, belincong tambang. Juga Balok timah dari abad ke 8 M hingga sekarang, foto-foto kegiatan penambangan timah pada zaman penjajahan Belanda, dan masih banyak lagi koleksi lainnya.

 

Jika ada kesempatan untuk pergi lagi ke Bangka, maka saya harus mampir ke Museum Timah di Muntok, yang juga merupakan salah satu tempat pengasingan Bung Karno.

Oh iya, Silvianti juga mengatakan ada baiknya datang ke Museum Timah PangkalPinang pada hari Sabtu dan Minggu. Memang akan lebih ramai, tapi pada kedua hari tersebut pengunjung bisa mendaftar tur sejarah keliling kota PangkalPinang, sayang sekali hari Sabtu sebelumnya saya masih bekerja, jadi mungkin lain waktu, datang kembali ke kota ini untuk menjelajahi lebih banyak lagi sejarah Bangka. Nah jika Anda berkesempatan datang ke Bangka jangan lupa mampir ke Museum Timah.

Jam Kunjungan Museum Timah PangkalPinang:

  • Senin – Kamis : 08.00 – 16.00 WIB
  • Sabtu – Minggu : 08.00 – 16.00 WIB
  • Jumat dan Hari Libur Nasional TUTUP