7 Tips dalam Menulis Memoar

Everyone has a story, mungkin Anda sering mendengar frasa ini. Saya adalah orang yang private, jadi tidak pernah terbersit dalam diri saya untuk menuliskan memoar. Tapi sejak dulu saya sangat senang mendengar ayah saya bercerita tentang masa mudanya, dan bagi saya dia adalah sosok hero yang saya kagumi.

Saya berjanji pada diri saya sendiri kalau suatu hari saya harus mulai menuliskan sepenggal kisahnya dari sudut pandang saya. Itu akan saya jadikan sebagai hadiah ulang tahun dan kenang-kenangan tertulis bagi keluarga kami. Suatu hari di awal tahun 2016, saya mulai menuliskannya, dan menyelesaikannya sekitar bulan mei, ayah saya jatuh sakit pada bulan agustus dan meninggal dunia pada bulan oktober di tahun yang sama.

Saya bersyukur saya menuliskannya pada saat itu. Dan meskipun ayah saya tidak sempat membacanya, tapi buku itu selesai sebelum dia meninggal. Tadinya buku tersebut adalah hadiah untuk ayah saya, tapi itu justru menjadi hadiah paling berharga bagi saya pribadi, untuk mampu menghadapi rasa kehilangan yang luar biasa.

Memoar ditulis untuk merayakan orang-orang di sekeliling kita, untuk merayakan kisah Anda. Anda mungkin bukan selebriti, atau influencer atau tokoh publik, tapi kita sering terinspirasi oleh kisah-kisah ordinary people, bukan? Orang-orang yang ‘bukan siapa-siapa’. Karena itu, saya yakin, kisah Anda bisa menyentuh orang-orang yang tepat, jika Anda mau menuliskannya. Jadi mengapa tidak menulis sebuah memoar?

Nah berikut adalah tips-tips yang dapat membantu Anda saat Anda mulai menulis memoar:

1. Mengerti bahwa menulis memoar berbeda dengan menulis otobiografi. Otobiografi adalah menuliskan keseluruhan hidup seseorang, sementara memoar hanyalah satu bagian dari kehidupan tersebut. Anda bisa menulis satu otobiografi tetapi Anda dapat menulis begitu banyak memoar tentang seseorang.

mind mapping 12. Merinci kehidupan Anda (mind mapping). Anda harus membuat rincian kehidupan Anda, bisa dengan membuat mind mapping. Hal ini membantu Anda mengotak-ngotakkan momen-momen dalam kehidupan Anda juga untuk mendapatkan perspektif. Saya menuliskan kisah tentang ayah saya dengan sudut pandang masa kecil saya. Karena bagi saya pada masa itu, saya dapat melihat bagaimana ayah saya berjuang untuk memberikan kehidupan yang lebih layak bagi keluarga kami dan keluar dari kemiskinan.

Untuk menulis memoar, lakukan dalam suasana yang retrospektif (pendekatan restropektif atau kembali ke masa lalu), mintalah bantuan teman dekat, atau orang yang Anda percaya akan memberikan saran yang obyektif. Temukan dan hubungkan beberapa momen paling signifikan dalam hidup Anda. Dengan modal itu, Anda bisa memutuskan yang mana yang akan Anda tuliskan dalam memoar yang ingin Anda tuliskan.

3. Melakukannya dengan sungguh-sungguh dan jujur. Ketika Anda melakukannya dengan sungguh-sungguh dan jujur, biasanya akan muncul satu atau lebih peristiwa penting yang sangat menarik dan bermakna.

Jika tidak ada, Anda bisa bereksperimen mulai dari orang yang berpengaruh dalam hidup Anda, konflik, pelajaran bahkan kesalahan. Seringkali kesalahan justru dapat membuat Anda lebih manusiawi dan terhubung dengan para pembaca nantinya. Bereksperimenlah sampai Anda menemukan satu tema cerita yang ingin diceritakan, dan yang benar-benar menjadikan diri Anda seperti sekarang ini.

4. Gunakan indera Anda. Para penulis yang baik menciptakan dunia baru yang hidup bagi para pembacanya. Menulislah dengan detail, dan jelas. Cerita di dalam kepala Anda harus dapat direpresentasikan dengan baik kepada pembaca Anda. Gunakan semua indera Anda untuk menciptakan ulang momen-momen yang ingin Anda tuliskan. Ceritakan bagaimana rasanya, bagaimana udara dan atmosfernya, suara, bau momen dalam cerita Anda. Sehingga cerita Anda hidup bagi pembaca Anda.

5. Masukkan kepribadian Anda ke dalam tulisan Anda. Menulislah dengan gaya Anda sendiri. Dengan kepribadian Anda sendiri. Menulis sebuah memoar adalah tentang menghubungkan diri Anda dengan tulisan Anda, sehingga kepribadian Anda harus muncul. Jika Anda senang memasukkan humor, masukkan humor, tentu itu harus sesuai dengan cerita Anda.

exercise 16. Melatih kekuatan tulisan Anda. Seperti olah raga, Anda perlu membangun kekuatan tulisan Anda. Semakin sering Anda melatih diri Anda, semakin kuat dan terlatih Anda jadinya. Tetapkan tujuan reguler dalam menulis. Misalnya sehari 100 kata atau 200 kata minimal.

Menulis adalah soal disiplin, Jangan mengkhwatirkan hasil tulisan Anda terlebih dahulu, yang terpenting adalah disiplin dalam menyelesaikan target cerita Anda. Nantinya Anda akan mempunyai waktu tersendiri untuk memoles dan mengedit tulisan Anda.

7. Mencari sumber lain dan melakukan riset. Ingatan kita terbatas. Kita membutuhkan orang-orang untuk menciptakan kembali momen-momen dengan lebih detail. Kita perlu mendapatkan sudut pandang dari orang lain tentang masa-masa tersebut. Dan juga tentunya meneliti bagaimana keadaan ekonomi, deskripsi suasana dan situasi secara lebih detail tentang setting penulisan Anda. Ini dapat membuat tulisan Anda lebih nyata dan hidup.

Baca juga:

TV Berwarna Itu Sangat Hebat

Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 1)

Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 2)

Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 3)

Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 4)

6 Tips untuk Meningkatkan Kemampuan Travel Writing Anda

Tidak masalah ke mana Anda pergi, akan ada cerita yang menunggu Anda untuk dituliskan. Dalam perjalanan tentu ada banyak hal yang bisa dibagikan kepada audiens Anda. Apakah itu petualangan, scam, kesalahpahaman, kegembiraan, atau kebetulan yang menyenangkan.

Menulis kisah-kisah traveling tidak hanya akan memuaskan Anda tapi itu juga akan meningkatkan skill menulis Anda. Masalahnya adalah ketika Anda pergi ke suatu tempat, tentu bukan hanya Anda seorang yang pergi ke sana, ada ratusan bahkan ribuan orang yang berada di tempat yang sama, dan waktu yang sama ketika Anda di sana. Karena itu meningkatkan tulisan Anda sangat diperlukan di tengah-tengah para bloggers dan penulis di luar sana. Berikut adalah tips-tips yang bisa membantu Anda:

1. Menyeimbangkan prinsip Show dan Tell

Saya pernah menulis tentang prinsip Show dan Tell di postingan terdahulu, Anda bisa melihatnya di sini. Prinsip Show adalah prinsip menunjukkan. Sementara prinsip Tell adalah mengatakan semua informasi.

Dia adalah gadis yang cantik ⇒ Tell. Anda langsung mengatakan, dia cantik. Tapi terus menerus menggunakan prinsip Tell, akan membuat tulisan Anda kering, dan hanya sebatas informasi belaka. Sementara, para pembaca ingin juga ikut “mengalami” apa yang Anda alami.

Rambut hitamnya tergerai lurus jatuh lembut ke pundak, membingkai dagunya yang kecil. Kulit gadis itu seputih permata, terlihat sangat halus seperti sutra ⇒ Show. Pembaca Anda tidak diberi informasi bahwa gadis itu cantik, tapi deskripsi yang Anda berikan membuat mereka berkesimpulan bahwa gadis tersebut cantik.

Dengan menggunakan prinsip Show, tulisan Anda akan lebih hidup. Tapi bukan berarti Anda harus menggunakan keseluruhan tulisan dengan prinsip Show. Cerdik dalam memilih yang mana menggunakan Show dan Tell sangat diperlukan.

Jadi ketika Anda berada di suatu kota di belahan bumi lain misalnya, deskripsikan hal-hal penting dengan detail menggunakan prinsip Show. Daripada menggunakan kata-kata seperti: Lalu lintasnya kacau sekali. Jelaskan apa yang Anda lihat: Ada sapi melenggang di tengah-tengah jalan utama, lampu lalu lintas tidak berfungsi, bajaj dan motor berebut mencari sudut-sudut jalan yang lowong, sementara pengendara mobil sibuk memaki-maki, dan itu hanya 500 meter dari pusat pemerintahan. Tapi saya tersenyum melihat sapi itu begitu santai di tengah keonaran ini.

Dengan mengubah pendekatannya, maka tulisan Anda pun berubah drastis.

pen 12. Ceritakan kisah-kisah kecil

Cerita kecil yang dimaksud adalah potong cerita Anda menjadi bagian-bagian kecil. Misalnya Anda pergi ke Islandia (Mimpi saya ahemmm….^^) seminggu lamanya. Jangan menceritakan semua yang terjadi di Islandia selama seminggu itu. Pilihlah cerita kecil-kecil yang menarik selama di sana. Misalnya, Anda sempat menyaksikan aurora, ceritakan dalam satu atau dua judul jika ada beberapa hal yang memang harus disampaikan. Lalu jika Anda sempat mengobrol dengan orang setempat, beri satu judul yang menarik, misalnya: Gunnar, Petugas Pos yang merangkap jadi Kiper sepak bola (berdasarkan sedikitnya penduduk Islandia ;)), dan lain sebagainya. Hubungkan kisah-kisah kecil itu sehingga menjadi satu jalinan yang menyatu, maka audiens akan menunggu cerita Anda.

3. Ceritakan mengapa Anda tertarik ke tempat tersebut

Terkadang kita pergi ke suatu tempat mungkin karena pekerjaan, atau situasi lain yang menjadikan tujuan tersebut bukan pilihan kita. Jadi secara pribadi, Anda tidak tertarik terhadap tempat tersebut. Tapi terlepas dari itu semua, apa kesan Anda tentang tempat tersebut sebelum Anda tiba? Kesan yang Anda dapatkan lewat buku atau tayangan televisi yang pernah Anda tonton.

Jika Anda betul-betul bermimpi ingin ke tempat tersebut, bagaimana tempat itu sampai berada di benak Anda? Apakah itu memang perjalanan impian bagi banyak orang? Meskipun begitu tentu Anda mempunyai minat secara personal lebih dari sekedar karena semua orang ingin pergi ke sana. Menulis tentang kesan awal Anda tentang suatu tempat dan bagaimana tempat itu memenuhi atau tidak memenuhi harapan Anda akan menghasilkan tulisan travel yang jauh lebih kaya.

4. Mengakhiri tulisan dengan perubahan

Saya yakin bahwa perjalanan atau traveling akan mengubah kita. Ketika kita pergi ke luar zona nyaman, tempat berbeda, dan bertemu dengan orang-orang baru, ada sesuatu di dalam diri kita yang berubah. Bagaimana Anda berubah? Apakah Anda menemukan sesuatu yang Anda cari? Apakah Anda mempelajari sesuatu di sana? Tidak harus perubahan besar, bisa jadi sangat kecil. Perubahan ini akan membuat tulisan kita begitu personal dan menginspirasi.

reading 25. Membaca

Saya tak akan pernah bosan untuk menulis betapa pentingnya membaca bagi para penulis. Hal yang utama untuk meningkatkan tulisan kita adalah dengan membaca. Membaca tulisan-tulisan yang bagus dan biarkan itu meresap masuk ke jiwa kita. Jadi luangkan waktu sebisa mungkin untuk membaca, ya Writers.

6. Lakukan itu demi cinta

Apa pun yang kita lakukan demi rasa cinta kita, dalam hal ini adalah menulis, pasti tidak akan membebani kita. Karena tanpa passion, kita akan menyerah dengan mudah.

Satu hal yang perlu Anda percayai adalah, tidak ada orang lain selain Anda telah melakukan traveling ke suatu tempat pada waktu itu yang memiliki pemikiran dan pengalaman yang Anda lalui, jadi selamat traveling dan menulis 🙂