4 Masalah Umum dalam Cerpen

Meskipun cerpen kurang populer dibandingkan novel, tapi ada banyak cerpen yang sangat berpengaruh di dunia dan mempunyai tempat tersendiri bagi banyak penggemar sastra.

Namun menulis cerpen punya tantangannya sendiri. Jika kamu tertarik untuk menulis cerpen, mari kita jelajahi kesalahan umum berikut sehingga kamu bisa menghindarinya

1. Terlalu banyak karakter

Sebagai penulis, kita pasti mencintai karakter-karakter kita. Kita menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan mereka, mengisi mereka dengan kehidupan, dan memberi mereka masalah agar mereka bertumbuh. Seringkali kita menceritakan keseluruhan cerita karakter karena kita memikirkan karakter keren untuk dimasukkan ke dalamnya. Padahal cerpen adalah sepenggal dari kehidupan karakter. Akibatnya tidak mengherankan jika kita memiliki lebih banyak karakter daripada seharusnya.

Masalahnya pembaca harus mengingat banyak nama dan berinvestasi pada mereka. Banyaknya  waktu yang dihabiskan pembaca untuk berfokus pada satu karakter, lebih sedikit waktu bagi karakter lain untuk mendapatkan perkembangan yang mereka butuhkan.

Bagaimana memperbaikinya

Dalam kasus paling sederhana, kamu bisa menghapus karakter yang tidak perlu. Jika karakter tidak memajukan cerita, keluarkan mereka. Namun akan lebih rumit jika karakter memberikan manfaat pada cerita. Dalam hal ini, menggabungkannya dengan karakter lain adalah pilihan terbaik.

2. Konflik yang kurang

Konflik mendorong cerita. Siapa yang mau membaca cerita tentang seseorang yang menjalani hari normal dan mendapatkan semua yang mereka inginkan? Merupakan ide bagus untuk memulai dengan konflik untuk memikat pembaca, dan dalam cerpen itu sangat penting. Cerpen tidak hanya harus diawali dengan konflik, tetapi juga harus dipertahankan sampai akhir. Pembukaan yang bagus tidak ada gunanya jika dari tengah ke akhir ceritamu hanya tentang karakter yang berbagi cerita tanpa mempertaruhkan apa pun.

Bagaimana memperbaikinya

Ketika ceritamu tidak memiliki cukup konflik, kamu bisa menambahkan konflik yang sudah ada atau menambah bobotnya. Misalnya cerpenmu dibuka dengan protagonis yang bangun dari tempat tidur dan menjalani rutinitas pagi mereka sebelum pergi melakukan interview kerja, kamu mungkin bisa memotong adegan tersebut langsung ke bagian interview, ketika dia begitu gugup dan bersaing dengan peserta lainnya.

3. Dunia yang dibangun berlebihan

Membangun dunia untuk setting cerita memang penting. Apalagi jika genre cerpen adalah fantasi. Namun karena cerpen tidak memberikan keleluasaan untuk dibebani dengan pembangunan dunia yang berlebihan. Pembaca memiliki seluruh bab untuk membiasakan diri dengan sistem sihir di Harry Potter, juga dalam novel-novel lainnya seperti Divergent atau The Hunger Games. Masalahnya dengan membangun dunia cerpen secara berlebihan adalah hal itu akan membuat pembaca bosan dan bahkan membingungkan mereka.

Bagaimana memperbaikinya

Jika elemen spesifik dunia di dalam cerpenmu tidak benar-benar dibutuhkan, kamu mungkin harus memotongnya dari sana, tidak peduli seberapa kerennya itu. Akan sedikit lebih rumit jika kamu benar-benar tidak bisa memotongnya. Tapi kamu bisa mencoba untuk menyederhanakannya. Cobalah untuk mengaturnya di bagian latar yang membutuhkan penjelasan sesedikit mungkin.

4. Timeline yang membingungkan

Terkadang saya tergoda untuk sering melompati timeline. Ini memungkinkan saya untuk mengungkapkan cerita latar belakang kapan pun dengan nyaman. Namun melompat-lompat dalam waktu terlalu sering rentan membingungkan pembaca. Dalam novel, kita bisa lebih sering melakukan lompatan waktu, tetapi dalam cerita pendek, hal itu sulit dilakukan.

Meskipun lompatan waktu bisa menciptakan kesan dramatis dengan mengungkapkan informasi kepada pembaca, manfaatnya akan cepat berlalu. Selain itu, kamu harus menjelaskan kepada pembaca sebagai intro agar pembaca tidak tersesat dalam waktunya tapi itu akan menambah banyak eksposisi.

Bagaimana memperbaikinya

Bagaimana kamu memperbaikinya akan tergantung pada sifat lompatan waktu yang kamu gunakan dalam cerita. Apakah kamu menggunakan flashback dengan eksposisi yang tidak perlu? Jika demikian, saatnya untuk memotong adegan tersebut dan membawa apa pun yang relevan dari situ ke masa sekarang.

Di sisi lain, jika semua informasi di setiap adegan penting, kamu harus mempertimbangkan menyusun cerita dalam urutan linier. Cerita linier lebih mudah dipahami oleh pembaca.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s