Pertama kali saya mengenal karya Charles Dickens adalah melalui novel Oliver Twist. Novel ini begitu menyentuh saya karena Dickens mampu menggambarkan kehidupan Inggris pada masa itu dengan kemiskinan yang mengerikan terutama untuk seorang anak.
Buku pertamanya yang diterbitkan adalah Sketches by Boz – kumpulan sketsa yang ditulisnya untuk berbagai majalah antara tahun 1833 dan 1836. Dia adalah salah satu penulis paling terkenal di Inggris, dan tetap seperti itu sampai kematiannya, di usia lima puluh delapan, pada tahun 1870. Energi, humor, kekuatan, belas kasihan tergambar dari karya-karyanya yang jelas tak tertandingi dalam sastra Inggris.
Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah A Christmas Carol, tetapi saya membuat daftar lima karyanya yang selalu menjadi favorit saya. Mungkin saja bisa jadi bacaan favorit Anda di kemudian hari:
Oliver Twist

Charles Dickens menciptakan banyak karakter yang mewakili masyarakat zaman Victoria di novel ini seperti orang kaya yang kikir, penjahat, hakim, dan lain sebagainya. Karakter para penjahat di sini termasuk yang paling menarik dibandingkan karakter lainnya. Seperti Fagin, Artful Dodger, Bill Sykes, dan salah satu yang cukup kompleks—Nancy.
Diterbitkan pada tahun 1873, Oliver Twist adalah novel kedua dari Dickens. Charles Dickens menggunakan pengalaman pribadinya untuk menunjukkan apa arti hidup bagi orang miskin di Inggris saat itu. Secara keseluruhan, Oliver Twist adalah gambaran tentang keputusasaan sosial yang kelam di Inggris pada masa Victoria serta kisah petualangan yang bagus.
A Christmas Carol

A Christmas Carol pertama kali dijual pada tanggal 19 Desember 1843, yang sampai saat ini masih menjadi cerita favorit tentang Natal di Inggris. Buku ini berkisah tentang seorang lelaki tua yang serakah bernama Ebenezer Scrooge yang dikunjungi oleh tiga hantu yaitu hantu Natal masa lalu, sekarang dan masa depan. Bisa dibilang ini buku paling terkenal dari Charles Dickens mungkin selain pendek, ceritanya juga penuh humor dan kejutan yang menyenangkan.
Great Expectation
Saya pikir salah satu alasan mengapa saya menyukai karya-karya Dickens adalah kemampuannya membuat cerita dengan banyak lapisan. Great Expectations mencakup cinta, status sosial, obsesi, kemiskinan, ambisi, balas dendam dan sebagainya. Ada begitu banyak twist dan beberapa kejutan besar di dalamnya.

Dickens mampu membuat motivasi dan perilaku karakter yang mengejutkan, ungkapannya pun terasa unik, terutama untuk deskripsi karakternya. Dia juga sering menemukan cara tidak biasa untuk menggambarkan segala sesuatu. Seperti dalam salah satu kutipan terkenal ini:
“I loved her against reason, against promise, against peace, against hope, against happiness, against all discouragement that could be.”
Kalimat ini menunjukkan cinta tanpa syarat yang dimiliki Pip untuk Estella. Bahkan ketika Estella tidak baik padanya. Yang entah mengapa begitu dalam dan tidak klise. Inilah mengapa saya selalu menyukai Charles Dickens.
David Copperfield

Alasan mengapa David Copperfield menjadi karya Dickens yang sangat menonjol adalah karena cerita ini adalah favorit sang penulis sendiri. Dickens menggunakan banyak peristiwa masa kecilnya untuk menulis novel ini. Tidak seperti banyak novelnya yang lain, “David Copperfield” ditulis dari sudut pandang karakter simbolisnya.
Di novel ini kita menemukan potret Dickens yang realistis dan menyentuh tentang seorang pemuda yang tumbuh dewasa, berdamai dengan dunia, dan menemukan bakat sastranya.
A Tale of Two Cities (1859)

“It was the best of times, it was the worst of time…” mungkin ini adalah salah satu opening lines yang paling terkenal dalam sastra. Opening lines ini dari A Tale of Two Cities yang bergenre fiksi sejarah. Bersetting di London dan Paris selama Revolusi Prancis, cerita ini berpusar pada seorang dokter Prancis yang pergi untuk tinggal bersama putri yang belum pernah dia temui di London, setelah delapan belas tahun dipenjara di Bastille. Laju ceritanya cepat, gelap, dan pendek dibandingkan buku Dickens lainnya.
Bagaimana dengan Anda? Punya novel favorit Charles Dickens?