Ketika menulis Anda mengijinkan pembaca untuk tenggelam ke dunia “lain” yang Anda ciptakan untuk mereka. Agar hal ini bisa dicapai, Anda membutuhkan deskripsi yang memberikan kesan nyata. Bagian dari tugas penulis adalah membuat sketsa latar sehingga pembaca dengan cepat dan mudah membayangkan adegan-adegan, karakter, emosi dalam cerita tersebut.
Jika tidak ada cukup deskripsi, pembaca akan meraba-raba, tapi jika deskripsi terlalu banyak maka hal ini berpotensi membuat pembaca Anda bosan. Anda membutuhkan deskripsi yang tidak berlebihan dan memiliki detail yang cukup. Berikut kesalahan deskripsi yang bisa dihindari ketika Anda menulis:
1. Tidak jelas atau samar-samar
Menulis dengan spesifik dan menghindari sesuatu yang tidak jelas atau samar-samar. Daripada menulis mobil mahal bagaimana kalau Anda menulis Mercedes A-Class. Atau sepatu mewah dengan menyebut merek seperti Manolo Blahnik. Pembaca Anda langsung mendapatkan gambaran yang ingin Anda ciptakan.
Tentu saja deskripsi ini untuk menambahkan detail untuk menggambarkan karakter secara psikologis dan sosial ekonomi. Anda harus spesifik jika misalnya, menyebutkan merek yang mereka gunakan. Ini akan menjelaskan seperti apa karakter Anda.
Berikut adalah beberapa detail bagus untuk digunakan dalam cerita Anda:
1. Jenis kendaraan apa yang mereka punya?
2. Di mana mereka tinggal?
3. Merek pakaian apa yang mereka sukai?
4. Apa hobi mereka?
2. Tidak menggunakan indera
Pembaca ingin merasakan cerita Anda. Cara paling mudah adalah menulis dengan menggunakan panca indera. Tunjukkan kepada pembaca apa yang karakter Anda lihat, dengar, cium, sentuh, dan rasa.
3. Tidak menggunakan karakter sudut pandang

Deskripsi bisa dibilang gagal jika kita tidak memiliki karakter yang berinteraksi dengan setting kita. Karakter sudut pandang dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan apa yang mereka alami melalui indera, pikiran, dan kata-kata mereka.
4. Hindari kata-kata abstrak
Pembaca ingin tahu persis seperti apa rupa seseorang atau bagaimana bentuk dan atmosfer sebuah tempat. Menuliskan seseorang itu cantik agak membosankan dan tidak memberikan gambaran yang jelas. Anda bisa menuliskan seperti apa wajahnya, kulitnya atau pengaruhnya kepada orang lain. Contohnya: pria itu tidak bisa mengalihkan pandangannya darinya seolah tersihir oleh kehadirannya.
5. Menggunakan terlalu banyak kata sifat dan kata keterangan
Kata kerja dan kata benda mempunyai fungsi menunjukkan sesuatu. Sementara kata sifat dan kata keterangan memberitahu sesuatu. Kata keterangan menjadi berlebihan ketika tidak memberikan informasi baru tentang kata yang seharusnya diubah. Dengan kata lain, kata-kata itu hanya mengkonfirmasi apa yang sudah dijelaskan oleh kata kerja. Biasanya terjadi ketika mereka mengikuti kata kerja yang kuat atau tingkat dari tindakan yang terjadi. Dalam kasus seperti itu, kata keterangan tidak memiliki tujuan dalam penulisan dan harus dihilangkan.
Contoh:
1. Reza menginjak rumput hijau itu -> hijau sudah tidak diperlukan, jika rumputnya tidak spesial kata hijau tidak dibutuhkan lagi untuk menerangkan rumput.
2. Aku benar-benar lelah, jadi aku benar-benar harus berbaring.
Kata keterangan benar-benar di atas sama sekali tidak mengubah kata kerja lelah karena akan sulit membayangkan seseorang yang hanya “sebagian” kelelahan. Hal yang sama juga ketika seseorang harus berbaring, ini juga tidak menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini. Mengatakan bahwa seseorang benar-benar harus berbaring tidak membuat kebutuhan untuk berbaring semakin kuat.
Ketika kita menulis ulang kalimat tanpa dua kata keterangan ini, kita melihat bahwa kalimat itu tidak kehilangan artinya: Aku lelah, jadi aku harus berbaring. Ini kalimat yang lebih baik.