Rekomendasi: 5 Cerpen Indonesia Wajib Baca

Jika Anda mengalami reader’s block, cerpen adalah salah satu cara untuk memulai bacaan. Novel terkadang bisa sangat mengintimidasi, tetapi cerpen dapat dibaca sekali duduk. Untuk kali ini saya membagikan beberapa cerpen dari negeri sendiri. Penulis dan sastrawan Indonesia juga tak kalah mendunia. Dan berikut adalah beberapa cerpen yang sangat mengena di hati saya:

1. Sahabat Saya Cordiaz –Asrul Sani

Asrul Sani

Saya menemukan buku kumpulan cerpen karya Asrul Sani yang berjudul Dari Suatu Masa Dari Suatu Tempat saat sedang hunting buku bekas di Pasar Senen bertahun-tahun yang lalu. Bukunya kecil dan terbitan tahun 1972 jadi masih menggunakan ejaan lama. Saya merasa sangat beruntung bisa menemukan buku ini. Ada sepuluh judul cerpen di dalam buku ini. Dan Sahabat Saya Cordiazlah yang paling berkesan untuk saya. Cerpen ini bercerita tentang krisis identitas sampai-sampai dia harus menggunakan nama lain untuk memperoleh tempat yang menurutnya lebih tinggi di masyarakat.

2. Ave Maria –Idrus

Idrus adalah salah satu pengarang favorit saya. Tulisan-tulisannya satir tetapi juga menyayat hati secara bersamaan. Dalam kumpulan cerpennya Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma terdapat 14 judul. Cerpen-cerpen Idrus biasanya tentang kejamnya penjajahan Jepang, kemelaratan yang diakibatkannya juga kondisi pasca kemerdekaan. Dalam Ave Maria, Idrus membuktikan bahwa dia memiliki sisi romantis karena cerpen ini bercerita soal cinta segitiga. Juga tentang pengorbanan dan kesendirian. Sehingga membawa warna yang berbeda diantara judul-judul lainnya.

3. Mata yang Enak Dipandang –Ahmad Tohari

Ahmad Tohari telah menulis beberapa buku kumpulan cerpen salah satunya adalah Mata yang Enak Dipandang. Tema cerpen Ahmad Tohari tidak jauh dari kehidupan orang-orang pinggiran, orang-orang yang termajinalkan, masalah sosial yang timbul karena kemiskinan, keluarga dan lain sebagainya. Dengan pemilihan diksi yang lugas saya rasa cerpen Ahmad Tohari selalu menarik untuk dibaca.

4. Sungai –Sapardi Djoko Damono

Sapardi memang ahlinya menjalin kata-kata menuju romantisme yang dalam. Ini terbukti dari puisi-puisinya. Ketika membaca cerpen Sungai saya melihat kekhasan Sapardi sekali lagi yaitu kisah cinta yang tidak mudah, keindahan dalam sebuah perjuangan atau mencintai dalam diam. Karena itu saya selalu menyukai cerpen ini.

5. Seribu Kunang-kunang di Langit Manhattan –Umar Kayam

This image has an empty alt attribute; its file name is manhattan.jpg

Cerpen ini menceritakan bagaimana budaya timur dan budaya barat direpresentasikan dalam dua tokoh yaitu Marno dan Jane. Dua sudut pandang yang berbeda diramu dengan dialog yang cukup lugas dan mudah dimengerti. Akan tetapi yang paling saya sukai dari cerpen ini adalah penulis mengarahkan pembaca untuk menilai dan menafsirkan makna dan akhir ceritanya.  Bagi saya ini sangat menarik.

Masih banyak lagi cerpen-cerpen karya penulis-penulis Indonesia lainnya yang bisa Anda baca seperti Robohnya Surau Kami karya AA Navis, Lorong Gelap karya Budi Dharma atau cerpen-cerpen karangan Leila Chaouduri. Mungkin buku-buku antalogi cerpen bisa menjadi target baca Anda di tahun ini. Bagaimana dengan Anda? Punya cerpen favorit?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s