7 Tips Menulis Cerita Horor

Kita tahu bahwa horor adalah salah satu genre yang paling populer di Indonesia. Dan kita tahu alasannya. Saya tidak mengenal siapa pun yang belum pernah merasakan: berbaring di tempat tidur setelah menonton film horor tahu bahwa tidak ada monster di kolong tempat tidur, tahu tidak ada pembunuh berantai masuk menyelinap ke dalam rumah, tidak ada hantu yang akan melayang di sekeliling kamar. Itu adalah perasaan yang mengerikan, tetapi juga luar biasa, karena saat kita kecil, kita mempercayai apa pun bisa terjadi. Dan kita akan memikirkan hal tersebut selama beberapa menit atau beberapa jam hingga kita tertidur lelap. Horor memang mempunyai kekuatan itu.

Nah jika Anda ingin sekali mencoba untuk menulis cerita horor, kali ini saya membagikan beberapa panduan untuk menulisnya.

1. Merancang plot yang baik. Ini adalah dasar dari penulisan. Saran saya, jangan mulai menulis tanpa plot yang direncanakan. Membuat cerita Anda mengalir tapi tanpa perencanaan itu akan membuatnya tanpa tujuan dan pada akhirnya Anda akan berhenti di tengah jalan atau cerita Anda tidak akan pernah selesai.

2. Menciptakan karakter yang menarik. Semua karakter yang menarik memiliki kebutuhan dan keinginan yang kuat. Mereka harus memiliki masalah untuk diatasi. Mereka mungkin tidak mengenali kebutuhan ini pada saat cerita dimulai tetapi mereka dapat memahami diri mereka lebih baik ketika cerita berjalan. Mungkin karena masalah yang dihadapi atau orang lain yang membuat mereka mengetahui apa yang mereka butuhkan atau inginkan. Jangan lupa untuk mengajukan pertanyaan dan menuliskan jawabannya. Misalnya, apakah ada penjahat dalam cerita itu? Kalau iya, siapa? Siapa karakter utamanya? Apa konfliknya? Dan lain sebagainya.

monster 13. Jangan mengungkapkan monster terlalu cepat

Sumber ketakutan terbesar adalah hal yang tidak diketahui. Jika Anda membiarkan pembaca tahu persis apa yang dihadapi oleh karakter utama Anda sejak awal, Anda akan kehilangan kesempatan untuk membangun ketegangan dan rasa takut.

Karena itu, lebih baik mengungkapkan monster (hantu, zombie, alien, iblis, pembunuh) selambat mungkin dalam cerita Anda. Meskipun begitu, Anda tetap dapat mengirimkan mereka dalam bayang-bayang, wajah yang berkelebat, bunyi-bunyi yang mengerikan tapi cepat menghilang, lakukan itu dan tetap memberikan final battle yang luar biasa saat mendekati akhir.

4. Menggunakan kalimat yang kuat dan deskriptif

Kita tahu bahwa dalam fiksi ada teori dan aturan show vs tell, lebih baik menunjukkan daripada membeberkan informasi kepada pembaca begitu saja. Namun dalam menulis cerita horor kita membutuhkan deskripsi yang lebih dibandingkan genre lainnya. Memilih kosa kata yang lebih kuat seperti berteriak menjadi menjerit atau saya ingin datang, menjadi saya rindu datang.

Deskripsi setting, karakter, dan gerakan semua harus diresapi dengan rasa bahaya, kegelapan, atau keseraman. Intinya ketakutan harus mengikuti pembaca Anda secara alami.

Zombie 15. Menambahkan plot twist dan bahaya

Plot twist dan bahaya adalah perangkat penting dalam cerita horor. Kunci untuk membalik halaman buku Anda dan salah satu cara termudah untuk membuat tulisan Anda lebih menegangkan. Twist-twist kecil juga merupakan ide yang bagus untuk mempertahankan suasana seram dan menjaga pembaca terlibat dengan mengarahkan mereka menjauh dari apa yang mereka pikirkan.

6. Menciptakan emosi ekstrem di pembaca Anda

Tujuan akhir dari cerita horor adalah untuk membangkitkan rasa takut. Namun, rasa takut dapat terjadi dalam berbagai bentuk seperti syok, atau paranoia. Memahami perbedaan halus antara masing-masing bentuk ketakutan akan membuatnya lebih mudah untuk menghasilkan emosi yang ekstrem pada pembaca Anda.

Dorong keraguan pada pembaca Anda dengan membuat mereka mempertanyakan karakter, lingkungan, bahkan narator Anda. Strategi apa pun yang Anda pilih, buat mereka berdampak secara emosional.

7. Membaca lebih banyak

Untuk menulis genre horor, Anda harus membaca buku bergenre ini lebih banyak dan lebih sering. Stephen King pernah berkata bahwa membaca menciptakan kemudahan dan keintiman dengan proses penulisan. Tidak ada cara lain untuk menumbuhkan kemampuan menulis Anda selain membaca. Membaca adalah keharusan kalau Anda ingin menulis.

Bagaimana nih Writers tertantang untuk menulis horor? 🙂

Baca juga 4 Elemen dalam Menulis Cerita Horor

7 thoughts on “7 Tips Menulis Cerita Horor

    • Hi Aulia, terima kasih atas pertanyaannya. Saya benar-benar menyarankan para penulis untuk menuliskan kerangka cerita, merencanakan dengan detail cerita atau plot cerita terlebih dahulu sebelum mulai menulis. Ini akan sangat membantu. Kita akan tahu apa yang akan kita tulis nantinya dan hampir bisa mengatasi jalan buntu, lubang-lubang plot dalam cerita kita saat menuliskannya nanti.

      Kalau saya menulis novel dengan genre apa pun saya akan mulai dengan pertanyaan: ini kisah siapa? Atau siapa protagonisnya? Misalnya untuk genre horor, protagonis saya adalah seorang penulis yang bangkrut, dia terpaksa pindah ke rumah warisan orang tuanya di sebuah daerah terpencil (kedua orang tuanya sudah wafat). Dia mempunyai satu ide untuk novel selanjutnya tapi belum berhasil jadi tinggal di daerah yang tidak ramai mungkin bisa membantunya berpikir (motivasinya yang lain untuk tinggal di rumah warisan orang tuanya).

      *di sini saya juga akan menggali apakah dia punya masa kecil yang baik atau buruk? Apakah wilayah tempat tinggalnya memiliki urban legend, cerita-cerita mistis? Bagaimana orang tuanya dikenal? Penulis seperti apakah dia? Genre tulisannya dan ide yang sedang dia kembangkan? Lalu saya akan membuat alurnya maju bab per bab dalam bentuk kerangka terlebih dahulu. Di bab selanjutnya ketika dia sampai di rumah warisan itu, siapa yang dia temui? Apa yang akan dia temui? Gangguan horor apa yang akan dia hadapi saat tinggal di sana? Lalu siapa yang dia temui untuk mengatasi gangguan tersebut? Kemudian alur maju kembali ke bab-bab berikutnya sampai kepada klimaks, dan solusi dari permasalahannya.

      Intinya adalah, saya pribadi sangat menyarankan agar para penulis jangan mulai menulis sebelum mendapatkan seluruh kerangka cerita sampai selesai. Lebih baik menggunakan waktu lebih banyak pada kerangka daripada saat menulis cerita, kita harus menghapus dan menghapus kembali tulisan. Jika saya menghadapi kebuntuan dalam merencanakan kerangka cerita, saya akan membaca buku, menonton film untuk menggali inspirasi. Tentunya sesuai dengan genre yang ingin saya tulis.

      Menurut pengalaman saya pribadi, tidak ada yang instan dalam menulis, saya membutuhkan waktu yang cukup banyak hanya untuk mendapatkan awal cerita sampai akhir cerita, tetapi jika itu sudah saya dapatkan proses penulisan akan lebih cepat.

      Nah masukkan 7 poin yang ada dalam postingan ini saat mengerjakan cerita horornya. Misalnya poin kedua, menciptakan karakter yang menarik, berarti karakter utamanya harus mempunyai sikap atau mungkin masa lalu yang dapat menarik pembaca, lalu poin ketiga, jangan mengungkapkan monster terlalu cepat, artinya kita baru akan mengungkapkan siapa monster atau penjahat dalam cerita kita pada bab-bab akhir. Poin keempat menggunakan kalimat yang kuat dan deskriptif artinya pilihan-pilihan kata saat menulis nanti harus mengandung hal ini. Cerita horor biasanya berkaitan dengan emosi yang ekstrem sehingga pemilihan kata yang kuat akan dibutuhkan (ini bisa didapatkan dari sinonim kata.com, membaca buku lebih banyak, sekali lagi tidak ada yang instan dalam menulis.) ..dst.

      Rancang plot terlebih dahulu menjadi karangan per bab dengan detail barulah mulai menulis. Baca buku horor bestseller dari penulis-penulis terbaik misalnya Edgar Allan Poe, Stephen King, atau yang lainnya, lihat bagaimana mereka membangun cerita, membangun konflik dan karakter, dst.

      Semoga membantu ya 🙂

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s