4 Elemen dalam Menulis Cerita Horor

Jantung berdegup kencang, darah mengalir deras, napas tercekat. Cerita horor yang bagus bisa membuat kita merasakan sensasi dan adrenalin seperti berada di roller coaster. Mungkin ini alasannya mengapa cerita horor begitu populer.

Horor adalah genre dalam penulisan kreatif yang bergantung pada satu hal: menanamkan rasa takut pada pembacanya.

Jika Anda ngefans dengan genre ini dan mau mencoba untuk menulisnya, berikut adalah empat elemen penting dari cerita horor:

1. Ketakutan

Ketakutan adalah respon yang sangat penting bagi manusia. Jika kita tidak merasa takut, kita tidak bisa melindungi diri dari ancaman. Setiap kita takut akan hal-hal yang berbeda, lalu bagaimana triknya agar rasa takut yang kita ciptakan efektif meskipun pembaca punya ketakutan yang berbeda? Triknya adalah dengan menciptakan rasa takut dari sesuatu yang tidak akan pernah diduga oleh pembaca. Contohnya adalah Novel Stephen King berjudul It yang menampilkan badut. Bagi sebagian besar orang tidak takut dengan badut, tapi kita tahu Stephen King mengubah itu dalam novelnya.

2. Kejutan

Unsur kejutan dalam fiksi adalah salah satu bagian penting dalam cerita. Memperkenalkan unsur kejutan akan mengacaukan pembaca Anda, menumbangkan harapan mereka. Dan dalam cerita horor ini akan bekerja sangat baik dalam membangun dan meningkatkan ketegangan yang dramatis. Jadi jika Anda menulis horor jangan lupa kejutannya ya.

zombie 23. Teror

Selangkah lebih maju dari rasa takut adalah teror sejati. Dengan menggabungkan kedua elemen di atas maka cerita horor Anda akan menjadi sangat kuat. Kejahatan bisa jadi salah satu unsur pencipta teror. Selain itu Anda juga harus memastikan karakter Anda mampu menarik pembaca Anda dari awal cerita. Selalu ingat bahwa setiap kata yang penting dalam adegan harus mempunyai efek menakutkan.

4. Setting

Biarkan setting menakuti pembaca Anda. Anda dapat menggunakan setting untuk keuntungan Anda. Pikirkan seorang polisi yang sedang mengejar pembunuh berantai. Tunjukkan pada pembaca crime scene pembunuhan, korban yang tak bernyawa dan tulisan peringatan atau kode rahasia yang ditulis dengan darah di dinding.

Harus ada detail yang cukup bagi pembaca tidak hanya bagi para karakter. Detail-detail itu akan memberikan pengertian bahwa antagonis atau penjahat memilih setting tersebut sebagai refleksi dari pergulatan yang akan terjadi dalam cerita.

Tentu ada alasan mengapa banyak cerita horor mengambil setting di tengah badai, hujan, atau selama pemadaman listrik. Ini semua adalah perwujudan dari hal mengerikan yang akan terjadi dalam cerita. Setiap informasi tambahan yang Anda berikan akan mendukung atau mencerminkan tindakan tersebut.

4 thoughts on “4 Elemen dalam Menulis Cerita Horor

    • Hi Rakha, terima kasih sudah visit.

      POV tergantung dengan pilihan dari penulis pribadi. Untuk tulisan yang lebih intim saya menyarankan memilih POV orang pertama. Tetapi POV orang pertama punya keterbatasan apalagi jika cerita penulis memiliki karakter yang banyak dan unik. Ketika memilih orang pertama sebagai sudut pandang, orang tersebut harus sangat unik pemikirannya karena seluruh cerita akan melalui matanya sehingga setting yang dia lihat juga akan diceritakan menurut sudut pandangnya.

      Untuk POV ketiga tentu lebih general dan berjarak kepada pembaca, tetapi jika kita memiliki banyak karakter, kita bisa memiliki keleluasaan yang lebih untuk membangun masing-masing karakter.

      Jadi untuk menjawab pertanyaan Rakha saya akan bilang lebih berpengaruh setting dari POV orang pertama asalkan orang pertama yang penulis bangun unik cara berpikirnya. Semoga membantu ya πŸ™‚

      Liked by 1 person

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s