Everyone has a story, mungkin Anda sering mendengar frasa ini. Saya adalah orang yang private, jadi tidak pernah terbersit dalam diri saya untuk menuliskan memoar. Tapi sejak dulu saya sangat senang mendengar ayah saya bercerita tentang masa mudanya, dan bagi saya dia adalah sosok hero yang saya kagumi.
Saya berjanji pada diri saya sendiri kalau suatu hari saya harus mulai menuliskan sepenggal kisahnya dari sudut pandang saya. Itu akan saya jadikan sebagai hadiah ulang tahun dan kenang-kenangan tertulis bagi keluarga kami. Suatu hari di awal tahun 2016, saya mulai menuliskannya, dan menyelesaikannya sekitar bulan mei, ayah saya jatuh sakit pada bulan agustus dan meninggal dunia pada bulan oktober di tahun yang sama.
Saya bersyukur saya menuliskannya pada saat itu. Dan meskipun ayah saya tidak sempat membacanya, tapi buku itu selesai sebelum dia meninggal. Tadinya buku tersebut adalah hadiah untuk ayah saya, tapi itu justru menjadi hadiah paling berharga bagi saya pribadi, untuk mampu menghadapi rasa kehilangan yang luar biasa.
Memoar ditulis untuk merayakan orang-orang di sekeliling kita, untuk merayakan kisah Anda. Anda mungkin bukan selebriti, atau influencer atau tokoh publik, tapi kita sering terinspirasi oleh kisah-kisah ordinary people, bukan? Orang-orang yang ‘bukan siapa-siapa’. Karena itu, saya yakin, kisah Anda bisa menyentuh orang-orang yang tepat, jika Anda mau menuliskannya. Jadi mengapa tidak menulis sebuah memoar?
Nah berikut adalah tips-tips yang dapat membantu Anda saat Anda mulai menulis memoar:
1. Mengerti bahwa menulis memoar berbeda dengan menulis otobiografi. Otobiografi adalah menuliskan keseluruhan hidup seseorang, sementara memoar hanyalah satu bagian dari kehidupan tersebut. Anda bisa menulis satu otobiografi tetapi Anda dapat menulis begitu banyak memoar tentang seseorang.
2. Merinci kehidupan Anda (mind mapping). Anda harus membuat rincian kehidupan Anda, bisa dengan membuat mind mapping. Hal ini membantu Anda mengotak-ngotakkan momen-momen dalam kehidupan Anda juga untuk mendapatkan perspektif. Saya menuliskan kisah tentang ayah saya dengan sudut pandang masa kecil saya. Karena bagi saya pada masa itu, saya dapat melihat bagaimana ayah saya berjuang untuk memberikan kehidupan yang lebih layak bagi keluarga kami dan keluar dari kemiskinan.
Untuk menulis memoar, lakukan dalam suasana yang retrospektif (pendekatan restropektif atau kembali ke masa lalu), mintalah bantuan teman dekat, atau orang yang Anda percaya akan memberikan saran yang obyektif. Temukan dan hubungkan beberapa momen paling signifikan dalam hidup Anda. Dengan modal itu, Anda bisa memutuskan yang mana yang akan Anda tuliskan dalam memoar yang ingin Anda tuliskan.
3. Melakukannya dengan sungguh-sungguh dan jujur. Ketika Anda melakukannya dengan sungguh-sungguh dan jujur, biasanya akan muncul satu atau lebih peristiwa penting yang sangat menarik dan bermakna.
Jika tidak ada, Anda bisa bereksperimen mulai dari orang yang berpengaruh dalam hidup Anda, konflik, pelajaran bahkan kesalahan. Seringkali kesalahan justru dapat membuat Anda lebih manusiawi dan terhubung dengan para pembaca nantinya. Bereksperimenlah sampai Anda menemukan satu tema cerita yang ingin diceritakan, dan yang benar-benar menjadikan diri Anda seperti sekarang ini.
4. Gunakan indera Anda. Para penulis yang baik menciptakan dunia baru yang hidup bagi para pembacanya. Menulislah dengan detail, dan jelas. Cerita di dalam kepala Anda harus dapat direpresentasikan dengan baik kepada pembaca Anda. Gunakan semua indera Anda untuk menciptakan ulang momen-momen yang ingin Anda tuliskan. Ceritakan bagaimana rasanya, bagaimana udara dan atmosfernya, suara, bau momen dalam cerita Anda. Sehingga cerita Anda hidup bagi pembaca Anda.
5. Masukkan kepribadian Anda ke dalam tulisan Anda. Menulislah dengan gaya Anda sendiri. Dengan kepribadian Anda sendiri. Menulis sebuah memoar adalah tentang menghubungkan diri Anda dengan tulisan Anda, sehingga kepribadian Anda harus muncul. Jika Anda senang memasukkan humor, masukkan humor, tentu itu harus sesuai dengan cerita Anda.
6. Melatih kekuatan tulisan Anda. Seperti olah raga, Anda perlu membangun kekuatan tulisan Anda. Semakin sering Anda melatih diri Anda, semakin kuat dan terlatih Anda jadinya. Tetapkan tujuan reguler dalam menulis. Misalnya sehari 100 kata atau 200 kata minimal.
Menulis adalah soal disiplin, Jangan mengkhwatirkan hasil tulisan Anda terlebih dahulu, yang terpenting adalah disiplin dalam menyelesaikan target cerita Anda. Nantinya Anda akan mempunyai waktu tersendiri untuk memoles dan mengedit tulisan Anda.
7. Mencari sumber lain dan melakukan riset. Ingatan kita terbatas. Kita membutuhkan orang-orang untuk menciptakan kembali momen-momen dengan lebih detail. Kita perlu mendapatkan sudut pandang dari orang lain tentang masa-masa tersebut. Dan juga tentunya meneliti bagaimana keadaan ekonomi, deskripsi suasana dan situasi secara lebih detail tentang setting penulisan Anda. Ini dapat membuat tulisan Anda lebih nyata dan hidup.
Baca juga:
Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 1)
Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 2)
Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 3)
Life is a Journey. Langkah Demi Langkah Menulis Memoar (Part 4)