4 Cara Menulis Ketika Anda tidak Merasa Ingin Melakukannya

Bagaimana cara untuk terus menulis ketika kita tidak ingin sekali melakukannya? Saya pernah mengalaminya dan tahu bahwa hal ini bisa membuat frustasi. Suatu hari Anda sangat bersemangat menulis. Kata-kata datang dengan mudahnya tanpa banyak usaha. Dan kemudian sesuatu terjadi. Anda mulai melewati satu hari tanpa menulis. Satu hari menjadi satu minggu. Dan begitu seterusnya tanpa menulis satu baris pun.

Terkadang Anda juga merasa seharusnya Anda lebih serius dalam menulis, tapi Anda tidak berhasil mengumpulkan tekad untuk benar-benar menulis. Jika Anda pernah mengalaminya, dalam postingan ini, saya menuliskan mengapa kita bisa merasa seperti itu. Dan apa yang dapat Anda lakukan untuk mengatasinya:

Itu adalah Perasaan yang Normal

Dalam titik tertentu saya pernah ingin menyerah. Beberapa kali saya mencapai satu titik di mana saya benar-benar lelah, merasa bodoh, merasa dipermalukan sehingga saya ingin berhenti saja menjadi penulis dan menyerah pada mimpi yang konyol ini. Tapi apa yang membuat Anda terus menerobos, adalah kembali kepada pertanyaan, “Mengapa Saya Menulis?”

stress 1Perjalanan menulis saya dimulai sejak mengikuti lomba mengarang antar sekolah ketika di sekolah dasar. Saya sering tidak puas terhadap ending sebuah buku dan bertanya-tanya mengapa pengarang-pengarang tersebut membuat akhir cerita seperti itu. Kekuatan imajinasi sebuah tulisan selalu mempesona saya.

Jadi apa pun yang terjadi, tidak akan pernah ada orang yang mengambil kecintaan saya terhadap literasi khususnya menulis dari saya. Perasaan ingin menyerah adalah normal. Profesi menulis sendiri adalah salah satu profesi yang rentan dengan penolakan. Saya yakin banyak penulis besar di dunia ini pernah ditolak. Tidak apa-apa untuk merasa ingin menyerah. Tapi yang membuat kita menjadi penulis yang berbeda adalah apa yang membuat Anda menulis? Mengapa Anda menulis?

Karena itu berikut adalah lima tips yang dapat Anda lakukan saat Anda tidak merasa ingin menulis :

1. Temukan Ritual Menulis Anda atau “Sudut Kreatif” Anda

Ritual menulis adalah serangkaian urutan tindakan yang Anda lakukan sebelum Anda menulis. Ini bisa sesederhana seperti membuat secangkir teh atau memainkan lagu favorit Anda.

Stephen King pernah bicara soal proses menulisnya seperti ini:

“Ada hal-hal tertentu yang saya lakukan jika saya menulis … Saya memiliki segelas air atau secangkir teh. Saya duduk di waktu tertentu, dari jam 8:00 sampai 8:30, di suatu tempat dalam waktu setengah jam setiap pagi … Saya punya pil vitamin dan musik saya, duduk di kursi yang sama, dan semua kertas diatur di tempat yang sama. . Tujuan kumulatif melakukan hal-hal ini dengan cara yang sama setiap hari tampaknya menjadi cara untuk mengatakan kepada pikiran saya, kamu akan segera bermimpi. ”

sitting 1Sementara itu, Phillip Pullman dalam ucapan terima kasih di novelnya The Golden Compass, Phillip berterima kasih kepada sebuah kafe museum, mengatakan bahwa setiap kali dia pergi ke sana, masalah yang dia hadapi dengan novelnya dapat diselesaikan.

Terkadang, yang Anda butuhkan hanyalah lokasi yang tepat, sebuah sudut kreatif pribadi Anda. Atau ritual menulis Anda. Sudut kreatif saya adalah kamar saya yang penuh dengan tumpukan buku. Segelas teh panas tanpa gula saya letakkan agak jauh dari laptop tapi masih dalam jangkauan. Saya senang mencari inspirasi di luar tapi sudut kreatif saya tetaplah kamar dan lemari buku saya. Karena ketika saya menulis, seringkali saya membutuhkan tumpukan kertas-kertas dan buku-buku saya. Jadi di situlah saya merasa aman dan paling kreatif. Bagaimana dengan Anda?

2. Jadikan Itu Pekerjaan Anda

Banyak penulis-penulis terkenal, sebelum mereka menjadi penulis fiksi, mereka pernah menulis secara profesional. Ernest Hemingway pernah menjadi jurnalis. Suzanne Collins pernah bekerja sebagai script writer untuk program anak di televisi.

job 1Anda bisa menjadi penulis secara profesional terlebih dahulu jika itu memungkinkan. Menjadi part time content writer di media online, aplikasi online, dan lain sebagainya. Sebelum menjadi penulis fiksi, saya bekerja sebagai script writer di televisi dan production house. Saya belajar untuk mengatasi mood, menyelesaikan tulisan tepat waktu, menerima kritikan dan saran dari atasan, mengakomodasi keinginan klien saat bekerja di kantor.

Tanpa bekerja secara profesional, sebenarnya Anda juga bisa menjadikan menulis layaknya pekerjaan. Tapi ini dibutuhkan disipilin. Misalnya dengan mengatur waktu deadline, dan meminta teman-teman atau keluarga untuk menagih tulisan Anda seolah-olah mereka adalah bos Anda.

3. Keluar dan berjalan-jalanlah.

Jika Anda terjebak di tengah proyek penulisan atau tugas penulisan, Anda mungkin hanya perlu menyegarkan kepala Anda. Ambil handphone Anda atau buku catatan Anda dan pulpen dan pergilah berjalan-jalan. Ini akan menjernihkan pikiran Anda dan membuat pikiran Anda bekerja untuk menyelesaikan apa saja yang memblok kreatifitas Anda. Ditambah lagi, duduk terus di depan laptop tentu sangat melelahkan jadi Anda butuh untuk pergi keluar.

book 14. Membaca Buku dari Penulis Favorit atau Genre Favorit Anda

Ketika deadline tulisan saya menumpuk dan kepala saya terlalu penuh untuk memulainya lagi. Saya akan membaca buku-buku yang sudah saya stok sebelumnya. Biasanya beberapa bulan sekali saya akan menyempatkan diri ke toko buku untuk membeli beberapa buku. Genre favorit saya adalah science fiction, misteri, crime dan thriller, jadi genre ini selalu menjadi prioritas pilihan buku saya. Tidak selalu langsung saya baca, saya akan menyimpannya untuk waktu-waktu seperti ini. Dua belas tahun saya menulis secara profesional, poin ke empat ini selalu berhasil. Buku-buku akan selalu menginspirasi saya untuk berkarya dan menjadi penulis yang lebih baik.

Semoga postingan ini dapat membantu Anda untuk kembali bersemangat menulis 🙂

 

10 thoughts on “4 Cara Menulis Ketika Anda tidak Merasa Ingin Melakukannya

  1. Sepenggal pengalaman tentang Philip Pullman diatas harusnya bisa direplikasi orang seperti saya. Sayangnya susah menemukan tempat seperti itu.

    Anyway, bbrapa poin diatas sangat cocok diterapkan pas lagi stuck nulis. Sayangnya saya baru baca sekarang, setelah hampir 3 bulan ga nulis diblog. 😁

    Liked by 1 person

  2. wahh… baru buka web ini isi kontennya keren” dan membantu para penulis amatiran yg baru tejun untuk menulis kayak saya… tips nya spt ny akan sangat bermanfaat

    Liked by 1 person

  3. Terimakasih mba ellen,sangat manfaat.
    keinginan saya menulis lebih kuat sewaktu dalam perjalanan dari pada dirumah,kalau dirumah sering ngga efficient karena banyak keperluan yang remeh temeh sehingga ngga konsentrasi.any idea mba?
    salam

    Liked by 1 person

    • Menulis di perjalanan juga tidak masalah Pak. Menulislah di mana Bapak bisa berkonsentrasi dan merasa terinspirasi tidak terpatok di mana tempatnya. Kalau memang harus menulis di rumah tapi banyak gangguan, mungkin bisa disiasati dengan mengatakan kepada orang rumah untuk membantu Bapak fokus menulis selama beberapa waktu. Biasanya saya mengatakan kepada orang rumah seperti itu jika saya ada deadline tulisan. Saya juga tidak pernah menulis secara terus menerus selama berjam-jam. Saya akan seling dengan mengerjakan hal lain selama 20 atau sejam sekali baru kembali lagi kepada tulisan saya. Di saat-saat itulah saya bisa mengurus hal-hal lain, atau sekedar meregangkan otot.

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s