Hanya dengan pena, kami dapat membela mereka. Sungguhpun demikian, yang lebih baik dari 1000 patah kata yang bersemangat adalah satu contoh yang berbicara! Contoh itu akan menambah kekuatan–Kartini.
Kartini mengerti bahwa pena memiliki kekuatan, bagian dari perjuangannya untuk membela kaum perempuan. Saya tidak menentang fashion show kebaya yang selalu hadir di tiap hari Kartini. Tapi Kartini lebih dari sekedar sanggul dan kebaya. Dalam surat-suratnya, ada kegelisahan, harapan, duka, luka hati, kemarahan, kejujuran, juga kebahagiaan. Dia sosok yang cerdas yang berdiri dan berpikir ratusan tahun melampaui zamannya. Karena itu dalam menyambut hari Kartini, berikut adalah beberapa kutipan dari surat-suratnya yang dapat menginspirasi kita semua:
1. Kemenangan terindah dan tersulit bagi manusia ialah: kemenangan atas dirinya sendiri.
2. Saya melukis dan menggambar juga tetapi saya jauh lebih tertarik kepada pena daripada kepada pensil.
3. Cinta menimbulkan cinta kembali. Tetapi pandangan merendahkan tidak akan menumbuhkan rasa cinta.
4. Dalam hidup kadang-kadang dapat terjadi, seolah-olah semuanya ditakdirkan untuk mematahkan kekuatan hidup kita. Semuanya datang bersama-sama, hujan lebat dan angin ribut turun di atas kita dengan dahsyat. Hanya orang-orang yang kuat hati dan pikirannya yang dapat bertahan dalam taufan semacam itu, dapat melawan kekejaman dan kekerasan kekuatan dunia.
5. Jalan kami berpisah, tetapi kami berdua menuju kepada cita-cita yang sama! Bukankah tidak menjadi soal jalan mana yang ditempuh, asal jalan itu baik dan menuju tujuan yang mulia?
6. Kami ingin membuang semua prasangka yang masih melekat pada kami dan yang merupakan hambatan, agar pikiran kami segar dan bebas untuk membentangkan sayapnya lebih lebar.
7. Sebagai ibu dialah pendidik pertama umat manusia. Di pangkuannyalah anak untuk pertama kalinya belajar merasa, berpikir, berbicara. Dan dalam kebanyakan hal pendidikan yang pertama-tama ini bukan tanpa arti untuk seluruh hidupnya. Tindakan tanpa alasan orang mengatakan itu kebaikan dan kejahatan diminum bersama air susu ibu. Dan bagaimana sekarang ibu-ibu Jawa dapat mendidik anak-anaknya, kalau mereka sendiri tidak dididik? Peradaban dan kecerdasan bangsa Jawa tidak akan dapat maju dengan pesatnya, kalau perempuan dalam hal itu terbelakang, tidak mempunyai tugas.
8. Tapi bukankah kegelapan ini justru akan membuat cahaya itu tampak lebih terang? Maksud Tuhan terhadap kita adalah baik. Hidup ini diberikan kepada kita sebagai rahmat dan tidak sebagai beban, kita manusia sendiri umumnya membuatnya jadi kesengsaraan dan penderitaan.
9. Kelak kalau kami sudah merebut kebebasan kami, dapatlah kami bersahabat dengan kaum laki-laki. Kami tahu bahwa ada orang laki-laki yang berpikiran dan menghargai perempuan yang maju. Saya pernah mendengar orang laki-laki, pegawai Bumiputra terkemuka mengatakan adalah suatu pertolongan dan bantuan besar sekali lagi bagi laki-laki, jika perempuan berbudi tinggi dan terpelajar.
10. Tetapi tiada awan yang selamanya tetap di langit, pun tiada sinar matahari yang memancar terus-menerus. Dari malam yang gelap gulita, kerap kali lahirkan pagi yang teramat indahnya. Dan itulah pelipur hati saya. Kehidupan manusia merupakan pencerminan kehidupan alam yang paling baik. Yang harus kita panjatkan tiap-tiap hari kepada Tuhan, ialah doa, semoga kita dikarunia: kekuatan! Hujan menjadikan tanaman yang satu berdaun dan bertunas, menumbangkan yang lain dan menjadikannya busuk.
Disarikan dari: Emansipasi. Surat-surat kepada Bangsanya 1899-1904, Yogyakarta: Jalasutra, 2014.