Jelajah Masa Lalu di Kota Tua Jakarta

Ada sisi lain dari kota Jakarta yang sering kita abaikan. Sisi “lama” yang memikat di tengah-tengah kebisingan kota.

Datanglah ke Kota Tua. Di masa lalu, wilayah ini dijuluki sebagai “Ratu dari Timur”. Pada tahun 1619 ketika VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando Jan Pieterszoon Coen, setahun kemudian dibangunlah kota baru bernama Batavia. Kota ini berpusat di sekitar tepi timur sungai Ciliwung, yang sekarang adalah area alun-alun Fatahillah.

photo(11)

Wisata Kota Tua menarik kita ke masa lalu. Sejak Anda berjalan keluar dari stasiun Jakarta Kota, mata Anda disambut oleh gedung-gedung bergaya kolonial Belanda, nuansa khas Eropa yang berpadu dengan kejayaan yang hilang. Sepanjang jalan menuju ke alun-alun, dipenuhi oleh pedagang kaki lima dengan banyak variasi menu makanan lokal. Aroma yang menggoda selera. Mulai dari kerak telor khas Jakarta, siomay Bandung, sate, gado-gado dan masih banyak lagi.

photo(10)Luangkan waktu menjelajahi alun-alun dengan bersepeda. Anda bisa menyewa sepeda warna-warni dengan topi yang cantik dan keren hanya dengan merogoh Rp. 20.000 per jam.  Berjalan kaki juga tidak masalah, jika Anda terus menelusuri sebelah kiri alun-alun, Anda akan menemukan banyak seniman tattoo, juga barang-barang antik yang diletakkan sebagai eksterior dari kafe-kafe di area tersebut.

Yang tak boleh terlewatkan adalah masuk ke dalam Museum Wayang juga Museum Sejarah Jakarta yang lebih dikenal sebagai Museum Fatahillah. Dengan harga Rp. 5000, Anda bisa mendatangi Museum Wayang, dan melihat-lihat koleksi wayang, boneka dari berbagai negara, dan yang tak kalah menarik juga boneka Unyil, serial televisi boneka tangan terkenal pada tahun 1980 an.

photo(3)

Penjara Bawah Tanah

Sementara Museum Sejarah Jakarta, yang dahulu adalah balai kota Batavia ini, memberikan berbagai koleksi seperti keramik, lukisan, mebel antik, juga berbagai koleksi kebudayaan Betawi. Bangunan ini dulu digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah dipakai sebagai penjara. Atmosfernya mampu menarik Anda kepada kelamnya masa-masa penjajahan.

Ingin mendinginkan diri dari teriknya matahari? Di seputar alun-alun, ada banyak pilihan kafe dan restoran yang didesain dengan nuansa retro yang cantik. Kafe Batavia misalnya, bangunan abad ke 19 ini dapat menjadi pilihan. Menunya mulai dari makanan khas Indonesia, juga tersedia pilihan menu Barat. Dapatkan meja di lantai atas dan duduklah dekat jendela, maka Anda akan mendapatkan pemandangan langsung ke lapangan Museum Fatahillah. Jangan lupa untuk memesan Batavia Punch yang segerrr banget. Anda akan siap untuk mengeksplor “masa lalu” dengan semangat yang baru.

photo(9)

Jika Anda berminat, Anda bisa meneruskan mengayuh sepeda menuju Pelabuhan Sunda Kelapa, pelabuhan bersejarah dengan deretan kapal-kapal Phinisi, lalu ditutup dengan mengunjungi Museum Bahari yang menceritakan kejayaan bahari Indonesia. Anda akan mengetahui mengapa kota ini menjadi pusat perdagangan internasional di masa lampau.

Meski tergerus oleh lajunya modernisasi dan gegap gempita para pencari nafkah. Tapi kejayaan kota ini membekas di hati dan semoga kita mampu melestarikannya.

 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s