“Sejarah bukan benda mati, karena tanpanya kita tidak akan pernah jadi. Antara bagian dari republik sejak ia berdiri, dan akan besar bersama majunya negeri.”—Meidyatama Suryodiningrat, Direktur Utama Kantor Berita Antara.
Saat mendengar Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara, saya segera membayangkan foto hitam putih yang bernilai sejarah. Namun ketika sampai, saya mendapatkan lebih dari pada sekedar jurnalisme, melainkan gaya artisitik yang menarik.

Mat Kodak
Saya disambut oleh patung Mat Kodak, yang menjepret kamera berhadapan dengan peristiwa perobekan bendera di Surabaya. Interior Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara di desain dengan warna-warna berani seperti merah, kuning, oranye. Koleksi benda-bendanya di tata sedemikian rupa sehingga begitu berseni meski tetap sederhana.

Mat Kodak ‘memotret’ peristiwa Perobekan Bendera
Gedung Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara terletak di Pasar Baru, sangat berdekatan dengan pusat perbelanjaan Pasar Baru. Saya datang pada hari minggu bersama seorang teman. Suasananya sepi sekali, hanya kami berdua pengunjung saat itu.
Gedungnya terdiri dari dua lantai. Saat sedang melihat-lihat koleksi di lantai dua, ada dua orang lagi yang datang. Ternyata dua orang tersebut hanya mampir buat ngadem sebentar sebelum belanja di pasar sebelah :p Dan langsung menyerahkan booklet yang berisi sejarah Antara dan koleksi dari galeri kepada kami. Mereka merasa tidak perlu karena itu memberikannya kepada kami, (Sayang sekali ya). Yang juga membuat kami sedih adalah parkiran museum penuh dengan mobil orang-orang yang berbelanja di pasar baru. Bahkan saya yakin tidak ada satu pun mereka yang ngeh kalau di dalam ada foto-foto bersejarah dan koleksi para jurnalis Antara.

Eksterior Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Antara
Jika Anda mempunyai waktu untuk datang, Anda bisa menyempatkan diri untuk datang, selain gratis, berikut adalah beberapa koleksi di sana yang mungkin membuat Anda tertarik:

Potret Abdulwahab Saleh, wartawan Antara yang mengabadikan peristiwa Perobekan Bendera di Hotel Yamato (Hotel Majapahit) 19 September 1945

Kartu Pers Jadul 🙂

Potret Chairil Anwar paling epic!

Beberapa saat sebelum Presiden Soeharto meletakkan jabatannya pada 21 Mei 1998

Sorak-sorai para mahasiswa saat Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya.