Menulis Adegan dengan Dialog dan Narasi yang Baik (Part 1)

Orang tidak selalu mengatakan langsung apa maksudnya atau apa yang mereka katakan. Baik dalam kehidupan nyata maupun fiksi. Dialog bukan hanya tentang apa yang dikatakan, tapi juga tentang apa yang tidak terucapkan. Di sinilah narasi bermain: menunjukkan kepada kita bagaimana orang berinteraksi secara non verbal. Jadi, bagaimana Anda menyeimbangkan antara keduanya? Tidak ada formula yang fix untuk campuran narasi dan dialog yang tepat. Sebagai gantinya, mari kita jelajahi fungsi dialog dan narasi dalam sebuah adegan, sehingga Anda bisa menemukan campuran yang sesuai untuk novel Anda.

1. Sebagai Kendaraan untuk Karakter

Cara orang berbicara dan berinteraksi dalam percakapan mengatakan banyak hal tentang pribadi mereka. Kata-kata yang dipilih karakter harus dapat mengekspos latar belakang mereka, kepribadian, dan status emosional. CEO sebuah perusahaan dengan aset miliaran akan memilih kata-kata yang berbeda dengan seorang ibu rumah tangga atau seorang remaja. Tidak perlu deskripsi karakter yang panjang, jika Anda memilih kata-kata yang tepat ke dalam bibir karakter Anda.

2. Menggambarkan Hubungan

Dalam sebuah dialog, setidaknya ada dua orang yang berinteraksi: mereka bertukar informasi, mengajukan pertanyaan, menjawab, berkomentar, berkelahi, menggoda dan lain sebagainya. Cara mereka berinteraksi satu sama lain mengatakan secara keseluruhan tentang hubungan mereka. Seorang gadis remaja akan berbicara dan bertindak berbeda saat berbicara dengan temannya atau orang asing, gurunya atau adik perempuannya atau ibunya.

3. Mengungkap Ketegangan

Basa-basi, obrolan ringan atau percakapan yang biasa-biasa (tidak ada sesuatu yang salah) di dalam fiksi itu membosankan. Ketika karakter-karakter berbicara, ketegangan akan muncul. Ketegangan itu bisa disebabkan oleh motivasi yang saling bertentangan, oleh keinginan yang tak terucapkan, oleh perbedaan pendapat, oleh agenda tersembunyi, atau hari yang buruk di tempat kerja. Tapi ketegangan tersebut ada di sana, dan itu adalah salah satu fungsi dialog yang paling penting dalam fiksi, mengungkapkan ketegangan. Itulah yang membuat adegan Anda memindahkan plot maju ke depan.

communicate 14. Menciptakan Suasana

Percakapan tidak boleh terjadi di dalam ruang hampa. Narasi perlu menguatkan pembaca Anda akan ruang dan waktu. Tapi ini tidak berarti bahwa Anda harus menenggelamkan kata-kata karakter Anda dengan informasi latar belakang (background story) yang panjang, deskripsi pemandangan, ringkasan, dan komentar. Sama seperti pada dialog, narasi Anda juga tidak bisa menjadi tempat untuk membuang-buang informasi. Sebagai gantinya, narasi Anda harus mendukung dan menyempurnakan kata-kata yang diucapkan karakter Anda.

Narasi adalah jangkar pembaca dan mempunyai fungsi untuk menciptakan pengaturan dan keadaan spesifik dari adegan.

Coba kita lihat contoh sederhana berikut:

“Tia meneleponku tadi pagi. Dia resign dari pekerjaannya,” kata Indra.

“Maksudmu Tia, adik kita?” sahut Joy.

Pertukaran ini tidak hanya memberi tahu kita bahwa Indra dan Joy adalah saudara, dan mereka memiliki saudara ketiga, Tia yang berhenti dari pekerjaannya. Namun dialog tersebut terlalu jelas dan langsung dalam menyampaikan informasi faktual kepada pembaca. Singkatnya, kalimat tersebut hanyalah informasi yang diberikan begitu saja, tanpa perlu dicerna.

 Bedakan dengan ini:

“Tia meneleponku tadi pagi. Dia resign dari pekerjaannya,” kata Indra.

“Apakah Mama sudah tahu? Jika dia mendengar bahwa anak kesayangannya resign dari pekerjaannya, dia akan panik,” sahut Joy.

Di sini kita masih mendapatkan informasi yang sama, yaitu bahwa Indra, Joy, Tia adalah saudara dan bahwa Tia keluar dari pekerjaannya. Tapi kita mendapatkan sesuatu yang lebih baik: Kita juga belajar bahwa Joy merasa bahwa Tia adalah favorit Mama, yang mungkin menunjukkan kalau Joy agak cemburu. Selain itu, kita belajar bahwa kurangnya pekerjaan dari salah satu anggota keluarga mungkin menjadi masalah bagi keluarga tersebut.

Contoh tersebut menaikkan adegan Anda dibandingkan contoh sebelumnya. Narasi yang baik dapat mengungkapkan apa yang tidak diucapkan kata-kata (pada dialog).

Bersambung ke (Part 2)

 

 

 

 

 

3 thoughts on “Menulis Adegan dengan Dialog dan Narasi yang Baik (Part 1)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s