Ketika ilmuwan jatuh cinta….

Apa jadinya jika Ilmuwan besar punya kisah cinta mengharukan dan romantis? Apa jadinya jika mereka patah hati? Kegalauan yang sama, kepahitan yang sama, keindahan yang sama, kesesakan yang sama seperti yang kamu alami.

From Paris to Warsawa

Perjalanan cinta ini di mulai dari kota Paris nan indah dan romantis, ketika dua sejoli Pierre dan Marie Curie bertemu di Universitas Sorbonne. Perkenalan mereka berdua di mulai ketika Pierre memberikan tempat bagi Marie untuk melakukan penelitiannya di laboratoriumnya. Ini memang bukan cinta pada pandangan pertama, tapi keindahan sebuah persahabatan karena ketertarikan yang sama terhadap sains, membuat mereka menjadi teman ngobrol yang serasi. Selanjutnya, benih-benih cinta diantara mereka pun mulai tumbuh.

Sang malaikat cinta pun segera menemukan korban yang tak berdaya, Pierre melamar Marie Sklodowska yang terbit bak mentari pagi dalam hidupnya. Hidupnya hampa ketika Marie menolak lamarannya. Entah berapa banyak surat yang ditulisnya untuk Marie yang memilih kembali ke Polandia daripada menikahinya.

Sampai-sampai Pierre Currie tidak lagi berkonsentrasi pada eksperimen medan magnetnya ketika ia menemukan kutub magnet lain yang menarik perhatiannya—Marie. Pierre mengejar pujaan hatinya itu dari Paris hingga Warsawa. Pierre dan Marie Curie menikah dan berbulan madu keliling Inggris dengan bersepeda. Bulan madu yang begitu sederhana dan romantis. Bukan karena mereka menikah dan hidup bahagia yang membuat kisah ini menjadi happy ending, melainkan mereka menjadi duo ilmuwan yang brilian dan kompak. Unsur baru radioaktif, polonium dan radium menorehkan nama pasangan Curie ini sebagai pemenang nobel dan menetapkan Marie sebagai wanita pertama penerima nobel.

Begitulah yang terjadi jika cinta yang tepat menemukanmu. Bukan hanya bahagia bila bersamanya. Namun betapa dunia dapat merasakan kebaikan dari kisah cintamu.

Ellen & Sylvia