Kegagalan seringkali membuat kita ingin menyerah. Namun dalam menulis, penolakan nyaris tidak terhindarkan. Sebagian besar orang menghubungkan kegagalan dengan kekalahan total. Memang rasanya seringkali seperti itu. Tapi dari 11 tahun pengalaman menulis, saya dapat menyimpulkan bahwa kegagalan dalam menulis justru dapat membuat para penulis:
1. Mengenal genre dan pembacanya.
Saat kita mulai menulis, biasanya kita masih meraba-raba atau mencari-cari genre mana yang cocok dan tepat dengan gaya dan suara tulisan kita. Tapi seiring perjalanan, kita dapat mengenal diri kita sendiri dan mulai mengenal siapa target audience tulisan kita. Sehingga kita belajar untuk mengerti apa yang pembaca, editor dari genre kita harapkan.
2. Mengetahui tujuan.
Jika Anda tahu apa yang Anda tulis, itu akan membuat kritikan lebih mudah diterima. Dan dapat menolong Anda mengelola feedback yang Anda terima terutama untuk membangun tulisan yang sesuai dengan tujuan Anda.
3. Menjadi spesifik tentang apa yang dibutuhkan.
Jika Anda meminta seseorang membaca karya Anda dengan tujuan memberikan masukan yang konstruktif, mintalah apa yang Anda butuhkan. Ketika meminta masukan, saya biasanya melampirkan isian kuisioner kepada teman-teman. Tujuannya agar saya bisa mendapatkan saran konstruktif yang saya butuhkan. Misalnya tentang karakter, alur dan sebagainya. Atau bahkan hal-hal seperti tanda baca dan kalimat yang kurang mereka mengerti.
4. Dipaksa untuk mengubah pendekatan Anda.
Ketika gagal, mau tidak mau kita terpaksa berhenti atau mengubah jalur. Saat mendapat surat penolakan yang saya lakukan biasanya mengganggu editor dengan pertanyaan apa ada masukan dengan naskah saya. Ada beberapa penerbit yang cukup baik mau mengirimkan surat penolakan yang bukan copy paste dan send to all, tapi secara personal. Saya menghormati penerbit-penerbit seperti itu. Tidak banyak di Indonesia.
Jika feedback yang mereka berikan atau mereka inginkan tidak menentang idealisme saya, saya akan mengirimkannya lagi dengan revisi. Tapi jika iya, maka saya akan mencari pendekatan lain. Mungkin menerbitkannya sendiri, dan sebagainya. Yang jelas kegagalan mengubah pendekatan kita tapi bukan tujuannya.
5. Memiliki kerendahan hati.
Kita tahu kekuatan sebuah ego yang besar. Orang-orang tentu lebih menghargai orang yang sukses. Tapi ketika gagal, maka ego kita akan hancur berantakan. Tapi akibatnya adalah kita menjadi lebih rendah hati. Kegagalan dalam menulis membuat saya lebih mudah mendengar pendapat orang lain, dan tahu betapa bakat adalah kesabaran yang panjang, tidak ada sukses yang didapat dalam semalam.