Movie lovers yang bosan dengan tema dan karakterisasi Hollywood pasti seneng banget menyambut Europe On Screen kali ini. Pemutaran film yang diadakan dari tanggal 5 Mei- 14 Mei 2017 ini sukses membuat saya lari-larian untuk mengejar jadwal screeningnya 😉 Sampai agak kesel dengan ojek online yang nggak tahu Goethe Institute di mana, padahal saya udah panik wa-wa an dengan teman, dia bilang semua orang sudah masuk ke dalam auditorium dan saya sambil deg-degan berharap tiket masih ada, maklum di acara ini tiket nggak boleh diwakilkan.

@ Goethe Haus
Tapi kalau ada kemauan pasti ada jalan ya Movie Lovers, meski nggak tahu jalan driver ojek onlinenya berusaha banget dan nggak enak banget kalau saya sampai terlambat. Makasih ya Mas 🙂
Nah berikut adalah beberapa film yang bisa saya rekomendasikan untuk Anda tonton. Tapi dengan catatan bahwa banyak sekali film yang tidak sempat saya tonton karena jadwal, mungkin film-film berikut bisa jadi referensi buat Anda di kemudian hari:
1. Toni Erdmann
Film besutan Maren Ade ini, dijamin bakal membuat perut Anda dikocok-kocok, alias lucu banget! Auditorium Goethe Haus penuh dengan tawa terbahak-bahak! Film ini bercerita tentang hubungan ayah dan putrinya yang renggang. Sang Ayah ingin sekali membangun hubungan dengan putrinya yang sukses, kaku juga sebal dengannya. Oh iya Maren Ade adalah orang Jerman bukan orang Indonesia ya, ada seorang penonton di sebelah teman saya, bilang Maren Ade orang Indonesia karena ada nama Adenya 😉 Bagi saya pesan film ini sangat menyentuh, tentang usaha seorang ayah mendapatkan kembali penghargaan dari putrinya, dan bagaimana putrinya mau menghargai tindakan kecil dari sang ayah.
2. Elle
Film yang mendapatkan nominasi Oscar 2017 untuk pemeran wanita terbaik ini twisted. Mungkin kalau mau dibandingkan, Elle bisa disandingkan dengan Gone Girl untuk heroinenya. Di Gone Girl kita mencintai Amy Dunne meskipun dia adalah psikopat sejati. Sementara Michéle Leblanc yang diperankan Isabelle Huppert mempunyai latar belakang yang lebih kelam daripada Amy Dunne. Sutradaranya Paul Verhoeven membuat kamera terus mengikuti Michéle ke mana pun seperti kekasih dan juga penguntit. Film bergenre crime dan drama ini sukses mempesona kami para penonton. Anda tidak akan dapat menebak akhirnya. Menonton Elle itu seperti berada di tempat tinggi dengan oksigen yang tipis. Suspensenya sangat kental.
3. Look Who’s Back (Er Ist Wieder Da)
Film ini jelas sangat menarik sekali, Movie Lovers. Film yang diadaptasi dari novel karya Timur Vermes ini mampu mengemas komedi, satir juga sosial politik dengan sangat apik. Ceritanya adalah Adolf Hitler yang sedang bersembunyi di bunkernya sebelum menembak dirinya pada tahun 1945 tiba-tiba terlempar ke tahun 2014. Dan ketika dia menyadari bahwa dia berada di masa depan, dia harus membuat Jerman Great Again.
Tapi tidak ada satu pun yang percaya bahwa dirinya benar-benar Adolf Hitler. Seorang pegawai televisi yang dipecat dan bercita-cita sebagai filmmaker menemukannya, dan mempunyai satu ide. Dia membawa Hitler berkeliling di berbagai kota-kota di Jerman. Bukannya ditakuti, masyarakat luas malah menganggapnya sebagai kelucuan dan tak ketinggalan untuk selfie bareng. Jadilah ‘Adolf Hitler asli’ ini menjadi sensasi sosial media.
Yang membuat saya terpukau adalah akting dari Oliver Masucci, pemeran Hitler. Oliver mampu menggambarkan sosok Hitler dari gaya bicara, bahasa tubuhnya dan tatapannya yang dapat menggelisahkan banyak orang. Namun juga mampu memberikan gelak tawa pada penonton. Auditorium Goethe Haus tempat saya menonton sampai penuh sesak, banyak orang bahkan duduk di tangga-tangga, dan kami tertawa terbahak-bahak! Film yang keren, menurut saya.
Oh iya sebagai catatan, kalau film-film ini tanpa sensor jadi kebijaksanaan dalam menontonnya diperlukan. Tapi bukan berarti semua film yang di screening tidak ada yang untuk semua umur, karena ada juga film dokumenter dan juga film-film animasi. Tertarik? Sampai bertemu di Europe on screen tahun depan kalau begitu!