Setiap tanggal 21 April Indonesia memperingati hari kelahiran Kartini. Tapi apa yang kita tahu tentang wanita yang kita panggil Ibu ini selain kebayanya dan judul buku kumpulan suratnya Habis Gelap Terbitlah terang?
Berikut adalah 20 fakta tentang Kartini yang harus Anda ketahui:
1. Salah satu sahabat pena Kartini adalah Estelle Zehandelaar. Kartini mendapatkan Estelle dengan iklan yang dipasangnya melalui Johanna van Woude pengasuh majalah De Hollandssche Lelie. Berikut isi iklannya: “Raden Ajeng Kartini, putri Bupati Jepara (…) ingin berkenalan dengan seorang ‘teman pena wanita’ untuk saling surat menyurat. Yang dicari ialah seorang gadis dari Belanda yang umurnya sebaya dan mempunyai banyak perhatian terhadap zaman modern serta perubahan-perubahan demokrasi yang sedang berkembang di Eropa.”
Estelle yang adalah aktivis hak-hak perempuan menyambut tawaran sahabat pena tersebut.
2. Kartini memanggil Estelle dengan Stella. Stella lebih tua lima tahun dari Kartini. Mereka berdua tidak pernah bertemu, tapi mereka seperti saudara sejiwa.
3. Kartini mulai menulis pada usia 16 tahun. Artikelnya yang berjudul Perkawinan Itu di Koja dipublikasikan dalam (Jurnal Humaniora dan Ilmu Pengetahuan Sosial Asia Tenggara dan Oseania) volume 50 nomor 1 tahun 1898. Ini merupakan jurnal ilmiah bidang bahasa, antropologi, dan sejarah terpandang yang masih terbit sampai saat ini. Tidak dicantumkan nama Kartini sebagai penulisnya, melainkan nama ayahnya demi alasan keamanan.
4. Kartini berbakat melukis dan menggambar tapi dia lebih mencintai dunia tulisan.
5. Kartini sering tertawa terbahak-bahak dan kelihatan gigi. Sesuatu yang tidak pantas dilakukan oleh perempuan Jawa zaman itu. Dia dimaki-maki karena itu.
6. Kartini dipingit pada usia 12 tahun. Dia mengatakan kepada Stella tentang masa pingitannya itu: “aku harus masuk ke dalam “kotak”; aku dikurung di dalam rumah dan sama sekali terputus hubungan dengan dunia luar, yang tak boleh kumasuki lagi, kalau tidak di samping seorang suami, seorang pria yang sama sekali tak kukenal, yang dipilihkan orangtua kami tanpa sepengetahuan kami.”
7. Dua orang pria yang sangat dicintai Kartini adalah ayahnya Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat dan kakaknya Raden Mas Panji Sosrokartono. “Hanya mereka yang bisa mengikuti jalan pikiran saya,” tulis Kartini dalam surat kepada Nyonya Nellie van Kol pada 1896.
8. Kecerdasan dan kekritisan Kartini berkembang karena ayahnya termasuk Bupati yang berpikiran maju. Kakek Kartini, Tjondronegoro adalah Bupati Demak yang mendorong anak-anaknya menempuh pendidikan Barat. Hanya saja saat Kartini ingin melanjutkan pendidikannya, ayah Kartini menolak. Sosroningrat masih terbentur tradisi Jawa saat itu, yang mengharuskan anak perempuan dipingit dan segera dikawinkan.
9. Raden Mas Panji Sosrokartono atau Kartono, kakak Kartinilah yang memasok bacaan untuk Kartini. Pada libur sekolah di Semarang, dia akan pulang ke Jepara membaca buku-buku untuk Kartini dari topik emansipasi, revolusi Prancis sampai novel-novel populer.
10. Kartono menguasai 24 bahasa asing, menjadi wartawan di New York Herald—sekarang The New York Herald Tribune, Kartono pernah meliput Perang Dunia I, menjadi kepala penerjemah di Liga Bangsa-bangsa, saat kembali ke Hindia Belanda, dia memilih menjadi Kepala Perguruan Taman Siswa di Bandung, menolak tawaran Bupati dari Belanda.
11. Kartini membuka sekolah bagi gadis pribumi pertama kali pada Juni 1903. Saat dibuka pertama kali, sekolah itu hanya diikuti satu orang. Tapi dia terus menghubungi para orangtua yang mempunyai putri untuk dididik. Sekolah Kartini dibuka empat hari dalam seminggu dari jam 08.00 sampai 12.30. Pada Juli 1903, Kartini menulis kepada Nyonya Rosa Abendanon: “Sekolah kami sudah mempunyai tujuh murid, dan permintaan baru terus mengalir. Menggembirakan, bukan?”
12. Adipati Djojoadiningrat menikahi Kartini karena wasiat mendiang istrinya yang mengagumi Kartini.
13. Oleh orang-orang sezamannya Kartini disebut sebagai perempuan modern dengan ‘pikiran aneh-aneh’.
14. Kartini mengembangkan seni ukir Jepara. Bahkan menyumbang desain ukiran yang sudah langka sekarang yaitu Macan Kurung.
15. Kartini meninggal setelah empat hari melahirkan Raden Mas Soesalit putra semata wayangnya.
16. Ada spekulasi bahwa Kartini tewas diracun, tapi spekulasi tersebut tidak pernah terbukti.
17. Kartini dinilai dan dikritik sebagian orang sebagai Pahlawan yang dibesarkan Belanda, tapi itu salah besar karena Belandalah yang menghentikan langkahnya untuk melanjutkan sekolah. Takut Kartini akan lebih kritis terutama karena dia berteman dengan Stella seorang aktivis sosialis yang menentang kolonialisme.
18. Surat-surat Kartini disimpan di gedung Institut Kerajaan Belanda untuk Kajian Asia Tenggara dan Karibia, di lingkungan Universitas Leiden, Belanda. Disimpan di dalam kotak dan map bebas asam supaya bisa bertahan selama 40 tahun sambil menunggu didigitalisasi.
19. Ada empat kota di Belanda yang mengabadikan nama Kartini sebagai nama jalan yaitu Amsterdam, Utrecht, Haarlem, dan Venlo.
20. Di Jepara sendiri, Museum Kartini sendiri tidak terlalu diperhatikan pemerintah. Dana perawatan terus memburuk sejak tahun 2008.