Kompetisi menulis merupakan salah satu batu loncatan juga latihan bagi para penulis. Karena itu saya memberikan beberapa tips agar naskah Anda bisa menarik perhatian di antara para peserta lain.
Saya sudah menilai banyak tulisan dan kompetisi bagi penulis pemula, masing-masing naskah berusaha untuk tampil mencolok, tapi banyak juga yang justru jatuh ke dalam perangkap yang sama. Saya berharap beberapa petunjuk sederhana ini dapat membuat tulisan-tulisan yang Anda lombakan berada di atas kompetisi itu sendiri.
Berikut adalah beberapa tips atau kiat-kiat yang saya temukan ketika membaca begitu banyak naskah. Kebanyakan justru tidak pernah muncul dalam pelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
1. Jangan Mulai dengan Cuaca
Mungkin deskripsi cuaca tiga tahun yang lalu masih dapat diterima, tapi kalau boleh jujur, saya bahkan sudah hampir tidak pernah menulis deskripsi cuaca dalam kalimat pembuka novel saya. Mengapa para penulis cenderung memilih cuaca? Karena itu mudah. Sebuah kalimat: mendung menggelayut, saat dia berlari mengejarnya. Tentu tidak masalah jika cuaca ada di dalam novel atau cerpen Anda, tapi lakukan lebih dari sekedar cuaca dalam kalimat pembuka Anda.
Mulailah dengan dua hal: Karakter (orang) dan Konflik. Dua hal ini adalah inti dari setiap cerita. Itu yang pembaca sangat pedulikan. Karakter dan konflik akan memajukan cerita Anda, akan membentuk makna dari semua yang Anda tulis. Jadi mulailah dengan karakter dan konflik.
Tapi jika memang cerita Anda adalah tentang cuaca, tentang badai besar, atau kisah tentang orang yang berada di kondisi ekstrim yang dapat mengancam ekspedisi mereka, tentu saja itu memungkinkan.
2. Potong Paragraf Pertama Anda
Sungguh menakjubkan betapa banyak cerita yang langsung menjadi baik dengan hanya memperbaiki paragraf pertama. Pembaca menganut dua hal: Jelas tapi Tidak sabar. Sangat baik jika Anda langsung terjun ke dalam cerita tanpa berbelit-belit apalagi jika Anda menulis cerpen. Jadi jika Anda berpikir telah menyelesaikan cerita Anda, kembalilah pada paragraf pertama Anda. Kemudian lakukan hal yang sama dengan paragraf kedua dan ketiga, Anda mungkin akan menyadari bahwa kalimat pembuka Anda sebelumnya sudah sempurna, tapi kemudian menemukannya bahwa itu tidak benar dan sekarang Anda akan memotongnya.
3. Jangan menulis “cerita seram”
Cerita seram seringkali indah. Tapi untuk kompetisi, menulis cerita seram bisa memberi Anda banyak masalah. Pertama, semua orang berpikir dapat menulis cerita seperti itu. Tapi dalam kompetisi, tulisan Anda harus stand out.
Kedua, sangat sulit untuk menulis sesuatu yang menyeramkan yang belum ditulis jutaan kali. Jadi bagaimana Anda bisa membuat cerita Anda sangat tak terduga? Itu yang menjadikannya masalah, membuat akhir cerita yang sangat tidak terduga yang tidak pasaran. Karena cerita seram biasanya seputar supernatural: hantu, kutukan, luar dunia, sehingga hal-hal seram yang Anda tulis rasanya seperti antiklimaks.
Dan jika Anda tidak ingin mengungkapkan hal-hal di balik cerita seram Anda dengan membiarkannya menjadi misteri, itu artinya Anda tidak memiliki akhir cerita. Cerita yang diakhiri dengan titik titik (…..) artinya belum selesai. Mengungkap misteri dengan cara yang mengejutkan dan memuaskan pembaca sangatlah sulit. Anda akan membutuhkan twist yang brilian dan seringkali kompetisi memiliki waktu yang sempit.
4. Hindari Selebriti atau Karakter yang Sudah Ada
Selebriti tentunya punya daya tarik sendiri, Anda bisa langsung membayangkan mereka dalam sebuah cerita. Hal yang sama berlaku juga untuk karakter dari dongeng atau novel populer yang sudah ada. Itu memang membuat pekerjaan menulis Anda lebih ringan. Tapi dalam lomba menulis, Anda harus menciptakan karakter dari awal, dari nol, karena melalui itulah juri dapat mengenali kualitas naskah Anda.
Jadi berpikirlah dua kali sebelum mengambil karakter atau kepribadian lain yang populer untuk cerita Anda. Fan fiction memang keren dan itu merupakan cara yang baik untuk memulai menulis, akan menolong Anda untuk perjalanan imajinatif Anda sendiri tapi itu tidak akan memenangkan lomba menulis fiksi.
5. Buatlah Simple
Menulis cerita yang bagus tidak sama dengan menulis untuk mendapatkan pujian dari guru bahasa Anda. Semua kata-kata yang rumit, terlampau mewah, berlebihan, Anda harus memotongnya. Itu bukan berarti tulisan Anda atau gaya menulis Anda menjadi kering, perbanyak kosa kata Anda, tidak perlu meletakkan semua kalimat berbunga-bunga jika tidak diperlukan, tidak perlu meletakkan kalimat yang rumit dan puitis penuh simbol jika tidak ada kaitannya dengan cerita. Intinya buatlah cerita Anda dapat dimengerti tapi tetap menarik.
6. Tulislah Akhir Cerita
Ingat mengapa saya memperingatkan Anda untuk tidak menulis cerita seram? Ingat titik titik (….) ini? Membuat akhir cerita cukup sulit tidak peduli jenis cerita apa yang Anda tulis. Tapi perlu diingat jika cerita Anda tidak memiliki akhir itu artinya cerita Anda belum selesai. Jika Anda memasukkannya ke sebuah kompetisi menulis, Anda membutuhkan akhir. Ketika Anda mulai menulis awal cerita itu artinya Anda harus memikirkan bagaimana cerita itu berakhir. Itu yang dimaksudkan dengan membangun fondasi cerita. Pertanyaan yang ada di awal cerita harus dapat Anda jawab di akhir cerita.
7. Proofreading. Rewriting
Cerita terbaik adalah cerita yang ditulis ulang. Semakin Anda menulis ulang naskah Anda, maka naskah Anda akan lebih baik. Betapa seringnya saya menemukan kesalahan-kesalahan baru ketika saya membaca dan menulis ulang naskah.
Temukan bagian-bagian yang lemah, lalu potong. Potong jika terlalu banyak informasi dan bertele-tele yang membuat paragraf Anda raksasa. Dan typo, ini masalah klasik yang sering disepelekan oleh para penulis. Tapi jika typo tidak diperbaiki itu akan sangat mengganggu pembaca. Memang dalam penerbitan, editor Anda yang akan bertanggung jawab soal itu, tapi bukan berarti Anda bisa menulis dengan sangat amatir. Menyingkat kalimat sesuka hati tentu tidak bisa ditolerir, typo yang bertebaran di mana-mana menandakan Anda tidak menginginkan naskah Anda sempurna.
Jadi menulis ulanglah, dan lakukan proofreading terutama jika Anda akan memasukkannya dalam lomba.
Mencuri perhatian dalam kompetisi tentu bukan hal mudah, dibutuhkan waktu untuk menciptakan sesuatu yang orisinil. Saya harap kiat-kiat di atas dapat memberikan Anda kesempatan untuk menemukan sesuatu yang spesial dari tulisan Anda. Good luck!