Rutinitas 5 Penulis Terkenal

Kita seringkali berasumsi bahwa hal-hal besar terjadi kepada mereka yang dikarunia bakat, kejeniusan, dan kemampuan yang luar biasa. Tapi berapa banyak dari kita justru tidak menyadari potensi kita? Saya pikir banyak dari kita sangat mampu melakukan banyak hal daripada yang biasa kita lakukan atau ciptakan. Karya terbaik kita seringkali masih bersembunyi di dalam diri kita.

Bagaimana caranya menarik keluar potensi tersebut dari dalam diri kita dan membagikannya kepada dunia?

Mungkin cara terbaiknya adalah dengan mengembangkan rutinitas harian kita menjadi lebih baik. Ketika kita melihat para penulis, kita dapat melihat kalau mereka tidak hanya memiliki intelengensi, bakat dan kemampuan tapi mereka juga memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan. Mereka menguasai rutinitas harian mereka.

Untuk kali ini kita coba lihat apa yang memisahkan penulis-penulis terkenal ini dari orang-orang kebanyakan:

  1. Ernest Hemingway

ernest_hemingway_1923_passport_photoTak ada satu pun dari kita bisa membantah bakat seorang Ernest Hemingway. Dalam interview dengan George Plimpton, Ernest Hemingway menceritakan tentang rutinitas hariannya: “Saya menulis sebuah buku atau cerita setiap pagi tepat setelah fajar pagi terlihat.” Menurutnya saat itu tidak ada gangguan dan udara terasa sejuk atau dingin dan kondisi itu akan menghangat ketika dia mulai menulis.

“Anda telah memulai pukul enam pagi, katakanlah Anda akan menulis sampai siang atau sebelum itu. Dan ketika berhenti, Anda merasa kosong, dan pada saat yang sama merasa kosong tapi terisi. Tidak ada yang bisa menyakiti Anda, tidak ada yang bisa terjadi, tidak ada yang berarti apa-apa sampai keesokan harinya ketika Anda memulai lagi. Menunggu untuk menulis sampai keesokan harinya itulah yang sulit untuk dilewati.”

  1. Jodi Picoult

jodi-picoult-photo-2014Penulis laris My Sister’s Keeper ini dalam sebuah wawancara dengan The Guardian.com menceritakan kalau setiap hari dia bangun jam setengah enam pagi lalu langsung pergi berjalan kaki dengan temannya sepanjang tiga mil. Pulang ke rumah, mandi, mengantar anak-anaknya ke sekolah, setelah itu duduk di depan komputernya. Dia terus bekerja sampai jam setengah empat sore ketika katanya secara magis kembali menjadi ibu lagi.

  1. Khaled Hosseni

khalid_hosseiniKita semua mengagumi Kite Runner karya Khaled Hosseni, tapi tahukah Anda di balik karya-karya terbaik Khaled, ada kerja keras dan rutinitas yang dilaluinya. Mau tahu?

Seperti dikutip dari Daily Beast Khaled Hosseni bangun pagi-pagi dan berolah raga. Sampai di rumah tepat waktu untuk mengantarkan anak-anak sekolah, makan, membaca koran, kemudian mulai menulis biasanya dari sekitar jam 8.30 sampai jam 2 siang. Lalu menjemput anak-anak dari sekolah.

Dalam sebuah interview bersama Noah Carney, Khaled mengatakan saat menulis dirinya menyukai elemen kejutan dan spontanitas karenanya dia tidak menulis outline sama sekali. Tapi dia juga menemukan karena hal tersebut maka draft pertamanya menjadi sangat sulit dan perlu bekerja sangat keras membenahinya.

“(…draft pertama) sering mengecewakan. Jarang sekali berubah menjadi sesuatu yang saya harapkan. Saya mencintai menulis ulang, bagaimana pun juga. Draft pertama selalu menjadi sketsa di mana saya menambahkan layer dan dimensi dan bayangan dan nuansa dan warna. Menulis untuk saya adalah menulis ulang. Selama proses ini saya menemukan makna-makna yang tersembunyi, koneksi, dan kemungkinan-kemungkinan yang saya lewatkan pada saat pertama kali menulis. Dalam menulis ulang, saya berharap dapat melihat cerita lebih dekat pada harapan orisinil untuk itu.”

  1. Haruki Murakami

harukiPenulis asal Jepang yang mendapat begitu banyak penghargaan ini bercerita pada sebuah interview tahun 2004, bahwa jika dia mengerjakan sebuah novel, dia akan bangun jam 04.00 pagi dan bekerja selama lima sampai enam jam. Sore harinya Haruki Murakami akan berlari sepanjang 10 kilometer atau berenang sebanyak seribu lima ratus meter atau melakukan dua-duanya lalu “Saya akan membaca sebentar dan mendengarkan musik. Saya pergi tidur pada jam 9 malam. Saya melakukan rutinitas tersebut setiap hari tanpa variasi. Pengulangan itu sendiri yang menjadi hal yang penting.”

Wow! Tidak salah ya kalau Haruki Murakami menjadi salah satu penulis bestseller international dengan karya yang diterjemahkan ke dalam tidak kurang dari 50 bahasa!.

  1. Gillian Flynn

gillian-flynnGone Girl. Salah satu novel laris Gillian Flynn, Anda sudah menonton filmnya? Kalau belum, tonton segera. Buku dan adaptasinya filmnya tidak akan mengecewakan bagi para penggemar thriller. Bagaimana Gillian Flynn menciptakan tokoh Amy Dunne yang diperankan luar biasa oleh Rosamund Pike? Dalam sebuah wawancara yang dikutip dari thedailybeast.com Gillian Flynn mengatakan dia meminum setengah teko kopi. Lalu turun menuju sarang menulisnya di basement rumahnya. Duduk sendiri di kursi dan mengancam diri sendiri seperti anak nakal: “Kamu harus duduk di kursi ini dan kamu tidak akan bergerak sampai kamu mendapatkan adegan ini ditulis, Nona,” Katanya pada diri sendiri. Lalu dia akan minum kopi lagi dan menyesal karena telah meminum banyak kopi. Setelah selesai menulis adegan, dia akan menghadiahi diri sendiri dengan permainan atau delapan game Galaga.

Writers, untuk menjadi penulis, bakat saja tidak cukup, tapi kebiasaan, rutinitas kita juga harus mengikutinya. Rutinitas mereka mungkin bisa kita aplikasikan dalam hidup sehari-hari tentu sesuai dengan jadwal dan kemampuan kita.

Contoh:

  1. Aktivitas fisik mempersiapkan Anda untuk dapat bekerja dengan mental baja.

Haruki Murakami berlari 10 kilometer setiap hari. Jodi Picoult berjalan kaki sepanjang tiga mil. Anda dapat memutuskan aktivitas fisik mana yang cocok untuk Anda, pastikan Anda bergerak, karena olah raga juga bisa memberikan kita inspirasi.

  1. Rangkullah perjuangan dan bekerja keraslah.

Khaled Hosseni berkata bahwa draft pertama sangat sulit dan perlu kerja keras untuk membenahinya. Ernest Hemingway mulai menulis sesaat setelah matahari terbit. Gillian Flynn bahkan harus mengancam dirinya sendiri untuk tetap duduk di kursi dan menulis. Bagi penulis, terkadang kata-kata datang dengan mudah tapi tidak jarang juga baru datang setelah kita menghabiskan waktu untuk melakukan riset dan berjuang setengah mati.

Apa yang terlihat seperti kegagalan di awal seringkali menjadi dasar dari kesuksesan. Dan seringkali Anda harus bekerja keras secara terus menerus sebelum Anda bisa menikmati hasilnya. Jadi jangan menyerah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s